Tak sia-sia Liverpool menciptakan keajaiban di Anfield pada leg kedua semifinal Liga Champions 2018-2019 saat melawan Barcelona. Tim asuhan Juergen Klopp itu pun menyempurnakan comeback istimewa atas Barcelona dengan menjuarai Liga Champions 2018-2019. Kini, Liverpool melewati pencapaian Barcelona dalam koleksi trofi Liga Champions.
Liverpool meraih trofi Liga Champions ke-6 pada Minggu (2/6) dini hari WIB di Stadion Wanda Metropolitano. Dalam all English Final melawan Tottenham Hotspur, Liverpool meraih kemenangan dengan skor 2-0 lewat gol Mohamed Salah dan Divock Origi. Lima trofi sebelumnya diraih pada 1976-1977, 1977-1978, 1980-1981, 1983-1984, dan 2004-2005. Trofi keenam diraih pada musim ini, 2018-2019.
Sebelum final Minggu (2/6) digelar, ada tiga tim yang mengoleksi 5 trofi Liga Champions. Yakni, Liverpool, Barcelona, dan Bayern Muenchen. Kini, Liverpool mampu melewati pencapaian Barcelona, juga Bayern yang juga disingkirkan di fase knock out musim ini.
Liverpool kini hanya kalah dari Real Madrid dan AC Milan dalam koleksi trofi Liga Champions. Madrid meraih 13 kali gelar juara, sedangkan AC Milan 7 kali juara.
Dalam pertandingan, The Reds sudah membobol gawang Tottenham pada menit pertama. Mohamed Salah mencatatkan namanya di papan skor usai mencetak gol dari titik putih. Penalti diberikan wasit Damir Skomina lantaran Moussa Sissoko melakukan handball di area terlarang. Saat itu, dia hendak menghalau bola hasil tendangan Sadio Mane.
Wasit Damir Skomina sempat mengecek kejadian tersebut melalui VAR. Yakin, Skomina mengesahkan penalti untuk Liverpool dan dieksekusi secara brilian oleh Salah.
Liverpool baru mampu menggandakan keunggulan menjadi 2-0 lewat pemain pengganti Divock Origi pada menit 87. Origi sendiri masuk pada menit 58 menggantikan Roberto Firmino. Gol berawal dari tendangan sudut. Terjadi kemelut, Origi menerima operan dari Joel Matip dan melepaskan tembakan tanpa bisa diantisipasi kiper Tottenham, Hugo Lloris. Liverpool unggul 2-0 dan bertahan hingga laga berakhir.
Origi menjadi pemain asal Belgia yang mampu mencetak gol di final Liga Champions setelah Yannick Carrasco bersama Atletico Madrid saat melawan Real Madrid pada 2015-2016. Bedanya, Origi berhasil juara, sementara Carrasco gagal.
Berdasar statistik pertandingan dari Uefa.com, Liverpool kalah dominan dari Tottenham. Liverpool hanya melepaskan 8 tembakan dengan 3 di antaranya on target dan 2 menjadi gol. Sementara, Tottenham mampu membuat 13 tembakan dengan 8 di antaranya on target. Namun, tak ada gol yang tercipta.
Selain itu, penguasaan bola Liverpool hanya 39%. Bandingkan dengan Tottenham yang menguasai bola mencapai 61%. Dalam hal ini, ada catatan tersendiri bagi Liverpool. Mereka menjadi tim pertama yang menjuarai Liga Champions dengan penguasaan bola kalah dari lawan sejak Inter Milan melakukannya pada 2009-2010 saat dilatih Jose Mourinho. Kala itu, Inter mengalahkan Bayern di final.
Sementara bagi Klopp, trauma di final Liga Champions akhirnya terhenti. Setelah dalam dua final sebelumnya (bersama Borussia Dortmund dan Liverpool) selalu gagal, kini Klopp benar-benar mampu mengangkat trofi Liga Champions. Dia menjadi pelatih Liverpool keempat yang menghadirkan trofi Liga Champions setelah Bob Paisley, Joe Fagan, dan Rafael Benitez.
Tottenham Hotspur 0-2 Liverpool
(Salah 2, Origi 87)
SUSUNAN PEMAIN
Tottenham Hotspur: Lloris; Trippier, Alderweireld, Vertonghen, Rose; Winks (Moura 66′), Sissoko, Eriksen, Alli (Llorente 81′); Son, Kane
Pelatih: Mauricio Pochettino
Liverpool: Alisson; Alexander-Arnold, Matip, Van Dijk, Robertson; Fabinho, Henderson, Wijnaldum (Milner 62′); Salah, Mane (Gomez 90′), Firmino (Origi 58′)
Pelatih: Juergen Klopp
Wasit: Damir Skomina (Slovenia)
JUARA LIGA CHAMPIONS 10 MUSIM TERAKHIR
2018-2019: Liverpool
2017-2018: Real Madrid
2016-2017: Real Madrid
2015-2016: Real Madrid
2014-2015: Barcelona
2013-2014: Real Madrid
2012-2013: Bayern Muenchen
2011-2012: Chelsea
2010-2011: Barcelona
2009-2010: Inter Milan