SERANG – Empat terduga teroris yang diamankan Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Banten, Rabu (13/11), berasal dari beragam profesi. Dua di antaranya adalah pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di wilayah Banten dan pemilik usaha konfeksi.
Empat terduga teroris itu, yakni DA (28), QK (54), AP (45), dan MA (45). “Salah satu (yang diamankan-red) karyawan di BUMN dan tidak menutup kemungkinan ada orang lain (terduga teroris-red) di sana (perusahaan milik negara-red),” kata Kabid Humas Polda Banten Komisaris Besar (Kombes) Pol Edy Sumardi Priadinata dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (14/11).
Edy mengungkapkan, untuk penyelidikan, keempat terduga teroris yang diamankan di sejumlah wilayah di Banten dilakukan oleh Densus 88 di Mabes Polri. Namun, Polda Banten akan membantu Tim Densus untuk memantau jaringan teroris. “Pemantauan akan terus dilakukan, ada tugas Kasatgas Pencegahan, tugas kita hanya mem-backup Densus,” ungkapnya.
Sementara itu, kemarin Radar Banten mencoba mengonfirmasi direksi PT Krakatau Steel (KS) terkait dugaan karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88.
Corporate Secretary PT KS Pria Utama yang dihubungi membenarkan jika ada karyawan di perusahaannya diamankan Densus 88. Dalam keterangan resminya kepada Radar Banten, Pria Utama menyatakan yang bersangkutan adalah karyawan level staf setingkat supervisor di PT KS. “Dan, bukan merupakan petinggi atau level manajemen di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk,” ujarnya, kemarin.
Atas adanya tindakan penangkapan tersebut oleh Densus 88 Antiteror dan ramainya pemberitaan, Pria Utama mengaku, menghormati dan menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berlaku. “Kita hormati proses hukum yang berlaku. Sementara itu yang bisa disampaikan,” katanya.
Terpisah, adanya penangkapan satu orang terduga teroris di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, pada Rabu (13/11), dibenarkan Meliana, Kades Pondok Kahuru, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang. Namun untuk lokasi penangkapannya, di wilayah Desa Cisitu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang. “Penangkapannya di Cisitu, tapi itu warga saya (Pondok Kahuru),” katanya.
Meliana mengaku, baru mengetahui satu warganya berinisial AP yang diamankan tim Densus. Menurut informasi yang diperolehnya, ada beberapa warga lain yang ikut diamankan.
“Di sini hanya satu namanya Andi (AP), nama panjangnya saya tidak tahu. Di Pondok Kahuru tempat sementara, rumahnya di sana (Cisitu-red). Istrinya pendatang, orang Padang. Kalau AP warga sini,” ujarnya.
Meliana mengungkapkan, sejauh ini dirinya mengetahui AP dan keluarga besarnya memiliki usaha konfeksi. Dalam kesehariannya, AP dan keluarganya hidup normal seperti masyarakat biasa, bahkan dengan adanya penangkapan itu, dirinya sempat tidak mempercayainya.
“Konfeksinya, di sini. Tidak mencurigakan, saya juga kaget, hidupnya normal. Anaknya banyak, masih kecil-kecil. Dia dianggap teroris, saya juga kaget,” ungkapnya.
Di lain tempat, warga sekitar yang enggan disebutkan namanya mengaku, belum mengetahui adanya warga Pondok Kahuru yang ditangkap oleh Densus 88. Namun, dirinya cukup mengenal keluarga AP. Warga mengetahui, AP dan keluarga besarnya bisnis konfeksi dan banyak warga sekitar yang bekerja di sana.
“Istrinya bercadar, memang sedikit tertutup. Kalau hubungan dengan bom bunuh diri di Medan, mungkin ada hubungannya karena yang saya tahu istrinya berasal dari Padang,” katanya.
Terpisah, Wakapolda Banten Brigjen Pol Tomex Korniawan mengatakan, Densus 88 Antiteror Mabes Polri masih mengembangkan penelusuran jaringan tersebut. “Penyelidikan dan pengembangan masih dilakukan oleh Densus,” kata Tomex di Mako Brimobda Banten usai menghadiri peringatan HUT Brimob.
Namun, Tomex enggan berspekulasi mengenai dugaan keterkaitan antara keempat terduga teroris itu dengan pelaku penusukan mantan Menkopolhukam Wiranto. “Kita tidak bisa berasumsi, harus berdasarkan fakta yang jelas. Ini yang masih dilakukan oleh Densus,” jelas Tomex.
Diketahui sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri meringkus empat terduga teroris di lokasi berbeda di Banten, Rabu (13/11). Keempat terduga teroris itu diduga bergabung ke dalam salah satu kelompok radikal.
Empat terduga teroris itu berinisial AP, DA, QK, dan MA. Mereka ditangkap di empat lokasi terpisah di Banten. Penangkapan pertama dilakukan terhadap AP. Tim Densus 88 Antiteror meringkusnya di Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang. Usai meringkus AP, petugas bergerak ke daerah Taktakan, Kota Serang. Dari lokasi itu, petugas meringkus QK.
Tim Densus 88 Antiteror terus bergerak menuju Cikande, Kabupaten Serang, dan Cisoka, Kabupaten Tangerang. Dari Cikande, petugas mengamankan MA. Sedangkan, di Cisoka, petugas mengamankan DA.
Keempat terduga teroris itu diduga masih satu kelompok dengan terduga teroris yang diamankan oleh Densus 88 Antiteror di Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/11). Terduga teroris berinisial WJ alias Patria alias Dewi itu diduga terlibat jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). (brp-nda/air/ira)