PULOAMPEL – Warga Desa Banyuwangi, Desa Argawana dan Desa Magersari, Kecamatan Puloampel menuntut Pemkab Serang merealisasikan janji memperbaiki jalan poros desa yang menghubungkan tiga desa tersebut.
Status jalan sepanjang 5 kilometer lebih tersebut sudah dinaikkan menjadi jalan kabupaten sejak 4 Juni 2018. Namun, hingga sekarang belum juga diperbaiki atau dibeton. Jalan yang kini kondisinya memprihatinkan ini, mempunyai akses ke Jalan Raya Puloampel-Bojonegara.
Kepala Desa Banyuwangi Hairullah mendesak Pemkab Serang segera memperbaiki jalan yang sudah dinaikkan statusnya ini. “Kami sudah lama menunggu diperbaiki. Tapi, sampai sekarang belum jelas. Tahun 2019 di anggaran murni tidak ada. Di anggaran perubahan juga tidak ada,” kata Hairullah kepada Radar Banten, Senin (2/12).
Hairullah menilai, desanya tidak akan dilirik orang, kalau jalan desanya jelek dan sempit. Sementara itu, Sekdes Desa Margasari Saifunaki mengemukakan hal senada. Bahkan pada 2018, pernah ada orang PU Kabupaten Serang yang mengukur jalan. Tapi, ditunggu-tunggu sampai saat ini belum juga diperbaiki. Kata dia, dari sekitar 2 kilometer jalan di desanya yang statusnya menjadi jalan kabupaten, 1,1 kilometer sudah diukur. “Warga Desa Margasari sudah heboh Pak. Jalan desanya mau diperbaiki. Tapi, sampe sekarang belum diperbaiki. Warga kecewa,” terang Saifunaki di Balai Desa Margasari, Senin (2/12)
Saifunaki sudah melakukan berbagai upaya dengan menemui Ketua DPRD Kabupaten Serang, dan mendatangi Dinas Pekerjaan Umum. “Infonya tahun 2020 dianggarkan di APBD murni. Kita tunggu saja,” lanjutnya.
Sudah dua kali Tim 3 Juri Lomba Kampung Bersih dan Aman (LKBA) Kabupaten Serang melewati jalan poros desa ini. Hanya sekitar satu kilometer masuk Desa Argawana dari Jalan Raya Puloampel yang sudah dibeton mulus. Selebihnya berupa jalan aspal yang sudah mengelupas. Dengan lubang disana-sini.
Terkait itu, Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Serang Yadi Priyadi mengatakan, pihaknya sudah merencanakan pembangunan akses jalan tersebut di anggaran 2020. “Kita ada rencana di 2020, tapi saya harus buka dokumen lagi pembangunannya di titik sebelah mana,” katanya melalui sambungan telepon seluler.
Yadi mengatakan, pihaknya belum bisa membangun akses tersebut dengan tuntas di 2020. Karena, pihaknya sedang fokus menyelesaikan pembangunan jalan kabupaten yang belum selesai. “Jalan kabupaten yang 601 kilometer itu kan tinggal 132 kilometer lagi yang belum dibangun, tapi yang 400 kilometer jalan desa yang ditingkatkan jadi jalan kabupaten juga sedang kita benahi sedikit-sedikit,” ujarnya. (wid-jek/zee/ags)