SERANG – Gebrakan program Lomba Kampung Bersih dan Aman (LKBA) Kabupaten Serang 2019 langsung dirasakan perubahannya. Kini, kondisi tiap kampung peserta lomba mengalami peningkatan kebersihan dan keamanan lingkungan.
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan, program LKBA membantu Pemkab Serang dalam mewujudkan program prioritas berkaitan dengan bidang kesehatan. Ia mengaku, kini, kondisi kampung mengalami peningkatan. “Alhamdulillah, kondisi kampung ada peningkatan, semakin bersih dan aman,” ujarnya saat Awarding LKBA Kabupaten Serang di lapangan tennis indoor Pemkab Serang, Jumat (20/12).
Menurutnya, momentum LKBA sejak lama dinantikan. Keterlibatan Polda Banten dan Korem 064 Maulana Yusuf dalam kegiatan ini, membuat dirinya semakin antusias. Sejak lama, Pemkab Serang telah melaksanakan lomba kebersihan. Namun, setelah lomba usai, kondisinya kembali seperti semula. Artinya, warga tidak lagi memperhatikan kebersihan lingkungannya. “Ini momentum yang ditunggu bersama TNI dan Polri. Awalnya tak apa merasa takut. Memang melakukan sesuatu yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan,” terang Tatu.
“Kota Surabaya saja, membutuhkan enam tahun menjadi kota bersih dan indah. Namun, di Serang, saya minta ditambah aman. Karena, wilayah Serang sebagai kawasan industri dan wisata dengan kondisi aman dan bersih akan diminati para investor dan wisatawan,” sambungnya.
Tatu mengaku, sejak awal ide keluar dari Kapolda Banten Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Tomsi Tohir bersama Radar Banten, pihaknya langsung merespons positif. Menurutnya, program kebersihan harus dimulai sejak dini. “Saya menanyakan kepada masyarakat bersama Pak Mashudi (Direktur Radar Banten dan Banten TV-red) ke masyarakat, secara serempak masyarakat menjawab senang. Maka dari itu, saya tegaskan, ini akan dilaksanakan sampai dengan selesai atau masyarakat berubah mindset-nya,” ungkap Tatu.
“Bila terus berjalan program ini, saya meyakini, masyarakat mindset-nya berubah. Maka, akan dengan mudah program pemerintah dilaksanakan,” sambungnya lagi.
Tatu berharap, progam yang bertujuan memicu masyarakat hidup bersih dan aman ini bisa dilaksanakan kembali bersama Polda Banten dan Korem 064 Maulana Yusuf. Ia meminta dukungan dari aparatur pemerintah, mulai dari camat, kepala desa, RW hingga RT. “Kalau pemberian hadiah bagi kecamatan yang tak melakukan penataan, itu sebagai motivasi,” katanya.
Sementara itu, Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir mengatakan, lomba ini sebenarnya tak perlu diadakan kalau masyarakat sadar kebersihan dan keamanan. Tapi, jika melihat daerah lain, tak ada alasan untuk tidak berubah. Ia mengaku menerima laporan bahwa di tahun pertama mengalami banyak kendala. “Tahun pertama banyak kendala dan kesulitan karena mengajak kebaikan, berkeringat pasti ada halangan,” terangnya.
Lulusan Akpol 1990 itu mengatakan, keberhasilan kegiatan ini tak lepas dari peran pemerintah desa serta pengurus RW dan RT dalam menggerakkan masyarakat untuk hidup sehat dan bersih. Kebersihan menjadi hal yang mendasar karena seirama dengan keimanan.
“Kalau kita merasa bertanggung jawab kepada masyarakat, kita merasa amanah untuk menunaikan yang dasar (kebersihan-red). Kalau ada kepala desa yang malas-malas, masih banyak yang ingin jadi kepala desa. Begitupun ketua RW dan RT,” tegas Tomsi.
Kendati demikian, pria yang pernah bertugas menjadi Karowassidik Bareskrim Polri itu mengaku bangga dengan keterlibatan musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) dan pemerintah desa yang terlibat aktif mendorong masyarakat membersihkan lingkungan. “Partisipasi masyarakat harus dipompa terus. Kalau ada yang mencibir, biasa saja. Kalau melihat perubahan, baru dirasakan. Saya terima kasih, program ini berjalan baik. Ini akan meningkatkan keamanan,” katanya.
Pria yang akrab disapa Tomsi itu mengaku, keberhasilan kegiatan sejenis juga pernah dilakukan oleh salah satu daerah. Dengan rentang waktu lima tahun berturut-turut, lingkungan sudah bersih dan tertata. Kemudian, langkah selanjutnya adalah fokus mendorong pendidikan dan pelajaran tambahan agar masyarakat cerdas. “Tentu, item lombanya terus mengalami peningkatan. Itu pernah dilakukan daerah lain,” terangnya.
“Jangan ada yang berpikir miring dan suudzon atas program ini, karena yang akan mengambil keuntungan masyarakat dan para pemimpinnya,” imbuh jenderal polisi bintang dua ini.
HILANGKAN KESAN KUMUH
Di tempat yang sama, Komandan Komando Resor Militer (Korem) 064 Maulana Yusuf (MY) Serang Kolonel Infanteri Windiyatno mengapresiasi pelaksanaan LKBA Kabupaten Serang 2019. Menurutnya, lomba ini akan mengurangi kesan Kabupaten Serang sebagai daerah kumuh.
“Dengan perlombaan ini, tentu ada yang menarik. Saya sering keliling, berbedanya sangat jauh. Kampung yang mengikuti lomba, ibu-ibunya sejak bakda subuh sudah bersih-bersih. Berbeda dengan kampung yang tak ikut lomba,” terangnya.
Mantan Komandan Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) IX/Udayana, Bali, itu menyatakan, mendorong masyarakat menciptakan lingkungan bersih ibarat pelajaran semir sepatu di TNI pada saat pendidikan. “Saya ingat pelajaran semir sepatu. Awalnya, kita tidak menyemir, kemudian dikenakan sanksi. Namun, perlahan, semir sepatu menjadi kebutuhan. Mudah-mudahan, dengan terus-menerus kampung kita tak lagi kotor,” harapnya.
Dengan demikian, lomba ini mendorong masyarakat betah berada di kampung. Kemudian akan melakukan yang terbaik buat daerahnya. Ia mengajak seluruh elemen untuk memacu masyarakat hidup bersih dan sehat. “Mudah-mudahan, (Kabupaten-red) Serang ke depan akan mengalahkan Surabaya. Cita-cita kita harus ke sana. Kenapa kita tidak bisa,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Radar Banten dan Banten TV Mashudi mengatakan, LKBA Kabupaten Serang 2019 perdana dilakukan dengan melibatkan wilayah yang luas. Dengan jumlah 29 Kecamatan dan 326 desa. “Setelah kami berkeliling, wartawan berkeliling dan 40 tim juri, seluruh RT-RW menginginkan kampungnya bersih, indah, dan membanggakan. Ini momentum untuk kita menyatukan potensi,” katanya.
Mashudi menjelaskan, ada tiga kelompok hasil pengelompokan desa selama proses LKBA berlangsung. Pertama, desa tidak peduli. Desa ini memiliki ciri-ciri pada saat kedatangan tim juri pukul 08.00 WIB, kondisi kantor desa kosong, tidak terawat. Kemudian, staf penerima tidak semangat hingga kepala desanya tidak ada. Kelompok kedua, pihak desa peduli. Ini dicirikan dengan kantor desa yang sudah rapi, staf desanya baik, tapi RT dan RW-nya belum memenuhi standar. Sedangkan, kelompok ketiga, desa luar biasa, Ciri-cirinya, saat tim juri datang, penataan kampung rapi, staf desa tersenyum, begitupun kepala desa sudah siap ikut menyambut. “Klasifikasi satu dan dua bisa hilang kalau kita bersama,” terangnya.
Ia menjelaskan, pada pelaksanaan LKBA tahun ini, dari 326 desa yang ada, hanya 265 desa yang mengikutsertakan RW-nya mengikuti lomba. Dari jumlah tersebut, sebanyak 82 RW memenuhi standar penilaian dengan berbagai peraih penghargaan. “Selamat untuk seluruh desa, babinsa, dan bhabinkamtibmas menyukseskan kegiatan ini,” tegasnya.
Acara awarding kemarin dibanjiri oleh RT, RW, camat, babinsa, bhabinkantibmas, dan pihak sponsorship. Pejabat yang hadir, antara lain, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa, Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir, Danrem 064 Maulana Yusuf Serang Kolonel Infanteri Windiyatno, Direktur Radar Banten dan Banten TV Mashudi.
Lalu, Kapolres Serang AKBP Indra Gunawan, Kapolres Serang Kota AKBP Edhi Cahyono, Kapolres Cilegon AKBP Yudhis Wibisana, Ketua Tim Tanggung Jawab Sosial (TSP) Kabupaten Serang, dan Direktur Utama PT Modern Industrial Estate Pascal Wilson, dan para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Serang.
Acara dibuka dengan penampilan musik band Virtual Parodi, seni tradisional pencak silat kaserangan dari Padepokan Medal Suci di Kecamatan Petir, serta rampak bedug dan tarian Nyi Mas Gamparan oleh Sanggar Wanda Banten. Tak lupa, penampilan fashion show dari bahan daur ulang sampah oleh anak-anak dari Kecamatan Kramatwatu, Cikeusal, dan Ciruas. Acara awarding semakin meriah.
BENDERA KUMAN
Pada Awarding LKBA Kabupaten Serang 2019, terdapat empat kecamatan yang mendapat penghargaan berupa bendera bergambar kuman. Sebab, tidak ada satu pun desa di empat kecamatan tersebut yang masuk nominasi juara untuk kelima kategori lomba. Yakni, Kecamatan Kopo, Bandung, Puloampel, dan Tirtayasa.

Berdasarkan penilaian tim juri LKBA 2019, penyebab desa-desa di empat kecamatan tidak bisa masuk nominasi juara untuk lima kategori lantaran belum maksimal menyiapkan lingkungannya saat tim juri melakukan penilaian tahap pertama maupun tahap dua.
Diakui Camat Tirtayasa Sadik, warganya belum melakukan persiapan secara maksimal saat tim juri melakukan penilaian tahap pertama pada November 2019. Pada penilaian tahap kedua, awal Desember 2019, sejumlah desa sudah melakukan persiapan. Namun, belum maksimal. “Kita terkendala beberapa kegiatan seperti pilkades dan lainnya,” kilah Sadik.
Selain itu, menurut Sadik, jangka waktu pelaksanaan LKBA 2019 terlalu lama. Sehingga, semangat warga desa di Kecamatan Tirtayasa yang sudah melakukan persiapan menjadi kendur. “Cat-cat yang sudah menghiasi jalan dan tembok juga jadi keburu pudar,” ungkapnya.
Namun, Sadik bertekad, pihaknya akan bersungguh-sungguh menghadapi LKBA 2020. Sadik tidak ingin mengulangi hal yang sama. Mendapatkan bendera bergambar kuman.
“Masih ada tahun depan ini kan. Kami bakal tunjukkan hasil terbaik,” pungkasnya.
Sementara itu, Camat Kopo, Bandung, dan Puloampel menolak diwawancarai oleh Radar Banten usai acara di Lapangan Tennis Indoor Pemkab Serang. (fdr/mg06/don/ags)