SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Memasuki bulan Oktober, cuaca ekstrem tidak hanya menyebabkan bencana banjir dan longsor, namun juga berimbas pada pemadaman aliran listrik oleh PLN.
Bahkan dalam dua hari terakhir, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kecamatan Curug, Kota Serang yang diguyur hujan, sudah dua kali mengalami pemadaman listrik.
Matinya aliran listrik sempat dikeluhkan para pedagang yang berjualan di sekitar KP3B. Sebab selain mengganggu usaha warga, juga mengganggu jaringan komunikasi.
“Sudah dua hari ini kang terjadi pemadaman listrik, kemarin saat hujan pada sore hari, listrik mati sekira pukul 18.00 WIB hingga 22.00 WIB. Hari ini juga sama, begitu turun hujan listrik kembali mati,” kata salah seorang pemilik rumah makan di depan Gedung DPRD Banten, Kamis (6/10/2022) petang.
Ia berharap, PLN lebih siaga ketika hujan turun di Kota Serang, sehingga pemadaman listrik tidak dilakukan pada malam hari.
“Kalau memang ada kerusakan, lebih diantisipasi dari siang. Jangan sampai listrik mati setiap sore hingga malam,” pintanya.
Terpisah, PT PLN berupaya memastikan keamanan dan keselamatan pelanggan dalam memberikan layanan listrik, terutama di tengah musim penghujan seperti sekarang ini. Dalam kondisi tertentu, PLN terpaksa memutus aliran listrik demi menjaga keselamatan pelanggan.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Gregorius Adi Trianto menjelaskan, di musim penghujan terkadang ada berbagai hal yang tidak diinginkan terjadi. Maka itu, PLN mengambil tindakan untuk keamanan dan keselamatan pelanggan.
“Bagi PLN, keselamatan pelanggan adalah paling utama. Misalnya ketika banjir terjadi, PLN terpaksa melakukan pemutusan aliran listrik sementara untuk meminimalisir potensi yang dapat membahayakan pelanggan,” kata Adi dalam keterangan pers yang diterima Radar Banten, kemarin.
Ia melanjutkan, pemutusan aliran listrik saat musim penghujan sendiri biasanya disebabkan oleh sejumlah faktor. Pertama, gardu listrik terendam air. Intensitas hujan yang tinggi bisa saja menimbulkan banjir. Tak jarang, gardu listrik juga ikut terendam air.
Pada kondisi tersebut, maka aliran listrik mesti diputus sementara. Hal ini dilakukan demi mencegah sengatan listrik yang membahayakan pelanggan serta mencegah potensi gangguan kelistrikan yang lebih besar.
Kedua, kabel listrik tertimpa pohon. Selain banjir, hal lain yang bisa menyebabkan aliran listrik terputus ialah pohon tumbang.
Ketiga, curah hujan dengan intensitas yang tinggi juga berisiko terhadap tanah longsor sehingga berpotensi merubuhkan jaringan dan memutus suplai listrik.
Keempat, Saat musim penghujan disertai petir juga dapat menyebabkan gangguan distribusi listrik, sambaran petir pada trafo distribusi maupun jaringan PLN kerap kali menjadi salah satu penyebab gangguan listrik.
Lebih lanjut, Adi menyampaikan bagi masyarakat yang melihat potensi gangguan aliran listrik bisa menyampaikannya lewat aplikasi PLN Mobile.
“Lewat PLN Mobile, kami terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggan,” ujarnya.
Adi pun mengimbau masyarakat untuk waspada jika air meninggi dan menyebabkan genangan karena bisa mengancam keselamatan.
“Apabila air sudah memasuki rumah, pelanggan diimbau segera mematikan listrik dari Miniature Circuit Breaker (MCB) untuk menghindari bahaya tersengat listrik karena air merupakan konduktor listrik,” tuturnya.
Kemudian, pastikan pelanggan mencabut seluruh peralatan elektronik yang tersambung dengan stop kontak untuk menghindari terjadinya arus pendek.
Dalam kondisi terjadi potensi genangan atau air naik, pelanggan agar meletakkan peralatan elektronik ke tempat yang lebih aman dan tidak terjangkau air.
Bila terjadi ancaman keselamatan dari jaringan listrik akibat potensi banjir atau imbas cuaca ekstrem lainnya, agar masyarakat dapat melaporkan serta meminta penghentian pasokan tenaga listrik sementara.
“Keselamatan masyarakat adalah hal yang paling utama. Oleh karena itu saat hujan lebat dan mengakibatkan banjir, maka listrik terpaksa dipadamkan sementara,” pungkasnya.
Reporter : Deni S