Menurutnya, sejauh ini, selain keterlibatan tenaga kerja lokal, peluang usaha untuk pengusaha lokal pun sudah diberikan.
“Dari sisi kesempatan usaha, sudah cukup banyak masyarakat yang terlibat di pabrik kami. Menyangkut beberapa pekerjaan yang cukup teknikal sudah menyerap tenaga kerja,” tuturnya.
Kemudian, lanjut Rudi, untuk menyikapi persoalan kompetensi, LCI menyekolahkan sejumlah warga di sekitar perusahaan ke Politeknik Industri Petrokimia Banten di Anyar, Kabupaten Serang.
Setelah menyelesaikan pendidikan di politeknik tersebut, masyarakat yang bersangkutan bisa bekerja di perusahaan.
Eebelumnya, Ketua Komisi II DPRD Kota Cilegon Faturohmi menilai serapan tenaga kerja lokal sebesar 38 persen masih minim.
Menurutnya, idealnya, penyerapan tenaga kerja asal Kota Cilegon pada investasi asing itu di atas 50 persen sehingga keberpihakan investasi kepada masyarakat terlihat.
“Serapan tenaga kerja di proyek Lotte dari Cilegon 38 persen. Kami anggap cukup rendah,” ujar Faturohmi.
Ia meminta tenaga kerja lokal diprioritaskan. Kemudian pihak perusahaan maupun kontraktor pun melibatkan Disnaker Kota Cilegon dalam perekrutan tenaga kerja.
Diketahui, total investasi PT LCI sebesar Rp60 triliun, yang sudah direalisasikan sejauh ini sebanyak Rp24 triliun. Mulai dari pembebasan lahan pada 2016, reklamasi hingga konstruksi sekarang yang sudah mencapai 38 persen.
Proyek PT LCI itu akan berdiri di lahan seluas 100 hektare dengan kapasitas produksi naphta cracker sebanyak dua juta ton per tahun.
Bahan baku tersebut selanjutnya diolah untuk menghasilkan satu juta ton ethylene, yakni 520.000 ton propylene, 400.000 ton polypropylene, dan produk turunan lainnya.
Reporter Bayu Mulyana
Editor : Aas Arbi