SERANG, RADARBANTEN.CO.ID-Sejumlah petani padi di Kecamatan Bandung mengharapkan bisa mengikuti asuransi tani yang bisa menjadi jaminan agar tidak terlalu mengalami kerugian akibat gagal panen atau serangan hama.
Hal itu diharapkan bisa menekan kerugian akibat gagal panen dan mahalnya biaya menggarap sawah dalam sekali masa tanam.
Dadang, petani asal Desa Blokang, Kecamatan Bandung mengatakan, belum semua petani di wilayahnya masuk dalam program Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP). Padahal, program itu merupakan salah satu upaya membantu para petani dalam menekan kerugian akibat gagal panen. “Belum semua, ada yang sudah ada juga yang belum,” katanya saat menjemur padi, Senin 17 April 2023.
Menurut Dadang, masih adanya para petani yang belum mengikuti program tersebut karena kurangnya sosialisasi dari instansi terkait kepada para petani. “Mungkin karena enggak semuanya tahu. Dalam arti begini, mereka tahu ada program itu, tetapi kurang memahami secara detail mengenai manfaatnya,” katanya.
Muksin petani padi lainnya mengaku, dirinya belum mengikuti program AUTP karena masih mempertimbangkan. Tetapi, kata dia, apabila program itu bisa membantu mencegah kerugian, dirinya akan mengikuti. “Masih mikir sih, tetapi kalau memang bisa membantu ya boleh juga ikut,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Serang Anani Syarif mengaku belum semua petani di Kabupaten Serang mengikuti program AUTP tersebut. Padahal, dalam program itu para petani hanya dimintai iuran Rp36 ribu untuk satu hektare lahan. Apabila terjadi gagal panen, akan mendapatkan ganti rugi sekira Rp6 juta untuk satu hektare lahan pertanian.
“Iya belum semua mengikuti program itu. Persoalannya macam-macam, ada yang belum percaya, ada yang belum mengerti dan memahami program AUTP, dan lainnya. Tetapi, kita akan terus berupaya agar para petani ini bisa mengikuti program itu,” katanya.(*)
Reporter: Adib
Editor: Agung S Pambudi