CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon mengimbau masyarakat Kota Cilegon untuk mewaspadai peningkatan kasus penyakit infeksi saluran pencernaan atau PISP selama musim kemarau berlangsung.
Imbauan tersebut tertuang dalam surat Dinkes bernomor 400.7.8/2005/Dinkes, tanggal 21 Agustus 2023, tentang Kewaspadaan Dini Penyakit i
Infeksi Saluran Pencernaan pada Musim Kemarau.
Kepala Bidang Upaya Kesehatan Perorangan dan Masyarakat pada Dinkes Kota Cilegon, Febrinaldo mengatakan, surat edaran itu merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI, tentang Musim Kemarau pada Tahun 2023.
Dijelaskan Febri, musim kemarau 2023 ini diperkirakan akan jauh lebih kering dibandingkan dengan tiga tahun terakhir. Sehingga, bisa mengakibatkan timbulnya penyakit infeksi pencernaan serta penyebaran virus dan bakteri yang sangat cepat.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat Kota Cilegon tetap menggunakan masker saat aktivitas di luar ruangan. Selain itu, di musim kemarau juga harus memastikan kebersihan air dan pola hidup sehat.
“Masyarakat tetap kita anjurkan menggunakan masker di luar ruangan, karena musim kemarau ini kan pasti berdebu. Kemudian kekurangan air bersih dapat risiko pembentukan batu ginjal dan masalah ginjal lainnya juga bisa menimbulkan kontaminasi parasit,” ujar Febri, Kamis, 24 Agustus 2023.
Selanjutnya, kata Febri, kekurangan air ini bisa menyebabkan dehidrasi yang dapat mengakibatkan mulut kering dan berisiko mengalami heat stroke hingga terpapar penyakit infeksi pernapasan seperti pneumonia atau radang paru paru.
Febri juga menjelaskan, bahwa PISP ini merupakan penyakit yang berbahaya, terutama saat musim kemarau kepanjangan karena mengakibatkan kondisi udara di Kota Cilegon yang tidak baik.
Sementara itu, guna meminimalisir terjadinya penularan PISP, Dinkes Kota Cilegon akan melakukan sosialisasi terkait mengantisipasi dari bahaya penyakit perncernaan tersebut.
“Pertama adalah melaksanakan tiga promosi kesehatan dengan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat melalui media komunikasi, memastikan air minum aman dan bebas dari kontaminasi virus dan bakteri parasit dan bahan kimia lainnya,” ujar Febri.
“Memastikan pengolahan limbah manusia dan sampah yang tepat termasuk pembuangan tinja secara aman untuk mencegah kontaminasi air tanah dan mendorong praktik mencuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum makan, ke toilet dan aktivitas umum,” pungkasnya. (*)
Reporter: Rajudin
Editor: Agus Priwandono