LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Sebagai salah daerah penting di pada zaman kolonialisme, Kabupaten Lebak saat itu merupakan kota dengan banyak bangunan penting di antaranya pabrik Minyak, Water Toren dan Rumah Multatuli yang saat ini masih bisa kita dan telusuri jejak peninggalannya.
Kabupaten Lebak merupakan kota dengan banyak bangunan bersejarah peninggalan zaman penjajahan Hindia Belanda. keindahan jejak bangunan tersebut hingga kini masih tegak berdiri dan masih dilihat.
Untuk melihat keindahan bangunan tersebut, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah VII menggelar kegiatan bertajuk Indies Pedestrian, yang bermakna telusur jejak kota dan sejarah di Rangkasbitung pada Sabtu 23 September 2023 kemarin.
Ketua Panitia Indies Pedestrian, Ginandar, menjelaskan kegiatan tersebut digelar guna memperkenalkan sejarah dan keindahan bangunan cagar budaya atau bangunan bersejarah yang ada di Kota Rangkasbitung kepada anak-anak muda agar bisa memahami dan mengetahui tentang bangunan bersejarah.
“Kegiatan ini dilaksanakan sehari penuh dengan rangkaian acara yang cukup padat diantaranya ialah telusur kota rangkasbitung, diskusi sejarah,sharing informasi dan ditutup dengan bermalam di museum multatuli,” katanya, Minggu 24 September 2023.
Ditambahkan Ginandar, bahwa dalam kegiatan ini para peserta akan di bekali literatur dan bahan informasi mengenai sejarah gedung-gedung yang ada di kota Rangkasbitung.
Dalam kegiatan Indies Pedestrian pesert diajak menelusuri jalan protokol di Rangkasbitung seraya di perkenalkan mengenai sejarah bangunan yang berada di sekitar jalan tersebut, total bangunan yang masuk dalam rute kegiatan indies pedestrian ini berjumlah 17 gedung, meliputi, Eks kewedanaan rangkasbitung, Kantor DPRD Kabupaten Lebak, Rumah Dinas Bupati Lebak, Eks Rumah Dinas Asisten Residen, Holland inlandsche school atau SMP 1 rangkasbitung, Gereja santa maria tak bernoda, Gereja kristen pasundan, Eks rumah pegawai PJKA, Gedung pasturan, Eka fabricken mix oil, Kantor PLN rayon rangkasbitung, Eks rumah raden demang sastrawiguna, Rumah kapolres lebak, 14) Rumah soetadisastra, Water toren te rangkasbitung, Bekas kantor pengadilan negeri rangkasbitung dan kewadaan rangkasbitung.
Sementara Teguh Setiawan, selaku pemeharti sejarah mengatakan bahwa kegiatan indies pedestrian ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat dalam mengenalkan sejarah bangunan cagar budaya dan sejarah Kota Rangkasbitung.
“Saya menyambut baik dan mengapresisasi positif kegiatan indies pedestrian ini, konsep kegiatannya sangat bagus dan kreatif sehingga para peserta bisa mengenal sejarah kota rangkasbitung, saya berharap kegiatan ini bisa secara berkelanjutan dilaksanakan agar generasi muda bisa selalu mengenal sejarah daerahnya,” pungkasnya.
Reporter: Nurandi
Editor: Aditya