CILEGON,RADARBANTEN.CO.ID – Sejumlah anak di Kota Cilegon menjadi korban eksploitasi oleh orang tua maupun keluarga.
Bahkan beberapa di antaranya dieksploitasi menjadi pekerja seks komersial (PSK).
Data tersebut diungkapkan oleh UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Cilegon.
Kepala UPTD PPA Kota Cegon Masita menjelaskan, kasus eksploitasi anak masih terjadi di Kota Cilegon.
Menurutnya, rata-rata eksploitasi pada anak dilakukan guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Mirisnya, menurut Masita, ada dua kasus di mana anak dieksploitasi menjadi PSK demi memenuhi kebutuhan ekonomi.
“Ada dua anak, 14 dan 16 tahun,” kata Masita.
Menurut Masita, informasi yang diterima, dua anak tersebut bukan dipaksa menjadi PSK, namun orang tua anak tersebut melakukan pembiaran.
Dikatakan Masita, upaya pembinaan melalui sosialisasi dan pendampingan terus dilakukan pihaknya guna melindungi anak dan perempuan di Kota Cilegon dari tindakan eksploitasi maupun kekerasan.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cilegon Agus Zulkarnain menjelaskan, berdasarkan data yang dimiliki oleh pihaknya, sejumlah anak dilaporkan telah dieksploitasi.
Agus mencontohkan, masih adanya anak-anak yang mengamen atau berada di jalanan sebagai salah satu gambaran eksploitasi itu terjadi.
“Ia kita tahu masih ada anak yang dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,” ujar Agus.
Dikatakan Agus, bentuk eksploitasi pada anak biasanya terjadi dalam bentuk di mana anak didorong untuk bekerja.
Anak yang seharusnya pada masa bermain dan belajar justru didorong untuk bekerja seperti mengamen, memungut barang bekas, atau dalam bentuk lainnya.
Menurutnya, untuk menyikapi persoalan tersebut perlu peran serta bersama semua stakeholder.
Peran masyarakat pun sangat diperlukan agar anak-anak di Kota Cilegon bisa terhindar dari tindakan eksploitasi.
“Kita pun kerap rapat lintas sektor untuk menyikapi persoalan ini,” ujar Agus.
Menurut Agus, secara keseluruhan ada sekira 40 anak di Kota Cilegon menjadi korban, baik eksploitasi maupun kekerasan.
Upaya-upaya pencegahan dan sosialisasi terus dilakukan DP3AP2KB Kota Cilegon untuk menekan persoalan tersebut. (*)
Reporter Bayu Mulyana
Editor : Aas Arbi