PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Pandeglang melayangkan surat permohonan segera siapkan anggaran pengadaan lahan sekolah kepada pihak pelaksana proyek pembangunan jalan tol Serang-Panimbang (Kementerian PUPR).
Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Dindikpora Kabupaten Pandeglang Hasan Bisri menyikapi atas adanya empat SD terkena gusuran proyek pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 3 yakni ruas Cileles-Panimbang.
Ke-empat SD yang tergusur proyek jalan tol diantaranya SDN Pasirkadu 1, Kecamatan Sukaresmi, SDN Pasirsedang 2, Kecamatan Picung, SDN Cijakan 2, Kecamatan Bojong, dan SDN Cijakan 3 Kecamatan Bojong.
Pada saat ini, proses penggusuran tengah memasuki tahap pengadaan lahan pengganti untuk membangun kembali gedung sekolah yang terkena gusuran proyek Jalan Tol Serang-Panimbang.
Kepala Dindikpora Kabupaten Pandeglang Hasan Bisri mengatakan, dari empat SD terkena gusur baru dua sekolah yang sudah aman.
“Yaitu SDN Cijakan 2 dan SDN Cijakan 3, Kecamatan Bojong. Sedangkan untuk yang lain belum dan kami terus menyurati pihak Jalan Tol,” katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Minggu, 19 November 2023.
SDN Cijakan 2 dan SDN Cijakan 3 Kecamatan Bojong dinyatakan aman karena lahan penggantinya sudah tersedia. Jadi pihak Pelaksana Pembangunan Jalan Tol tinggal nanti melaksanakan pembangunan fisiknya saja.
“Karena tanah pengganti untuk membangunnya sudah ada. Sementara dua SD lain masih dalam proses,” katanya.
Dua SDN yang belum aman ini, yakni SDN Pasirsedang 2, Kecamatan Picung dan SDN Pasirkadu 1, Kecamatan Sukaresmi. Terkait hal ini sudah disampaikan kepada pihak pelaksana Jalan Tol.
“Sudah kita usulkan, supaya segera dianggarkan untuk pengadaan tanahnya. Karena pengadaan tanah ini bukan hal mudah ya, apalagi ini ada batas minimal luas lahan pendidikan itu minimal seluas 3.000 meter,” katanya.
Ia mengatakan, lahan seluas 3.000 meter menjadi batas minimal karena setiap sekolah idealnya memiliki lapangan buat upacara, buat berolahraga. Kemudian buat perpustakaan, taman, ruang laboratorium, MCK.
“Jadi bukan hanya ruang kelas saja tapi juga untuk sarana yang lain. Kalau minimal 3000 sangat representatif lah untuk dunia pendidikan,” katanya.
Hasan menegaskan, sementara ini baru SDN di Kecamatan Bojong yang aman. Setelah memiliki lahan batas minimal seluas 3.000 meter.
“Luas lahan batas minimal ini penting karena memang kita berpikir ke depan jumlah siswa semakin banyak. Kemudian juga untuk standarisasi Akreditasi sarana pendidikan,” katanya.
Sebelumnya, Wali Siswa SDN Pasirkadu 1, Ardani berharap, secepatnya siswa SDN Pasirkadu 1 di relokasi ke tempat lebih aman.
“Sebab kondisi bangunan SDN Pasirkadu 1 sudah tidak aman. Bangunan pada bagian tembok dindingnya sudah mengalami retak – retak dan terancam ambruk,” katanya.
Bangunan mengalami retak semenjak adanya pengerjaan proyek pembangunan jalan tol. Tepatnya pada saat itu tengah dilaksanakan pengerjaan pembuatan parit menggunakan alat berat.
“Parit dibuat tepat hanya dua meter dari bangunan gedung sekolah. Sehingga menimbulkan kerusakan pada bangunan akibat adanya aktivitas alat berat yang hilir mudik,” katanya.
Reporter : Purnama Irawan
Editor: Abdul Rozak