CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Sudah tiga tahun, atap dapur dan kamar mandi di rumah milik Suhartini ambruk.
Suhartini tinggal di Lingkungan Gudang, Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon.
Bangunan rumahnya khas rumah tempo dulu. Lapisan semen di beberapa titik terlihat sudah mengelupas hinggga mengekspose bagian bata.
Yang paling parah kondisinya pada bagian belakang rumah ibu empat anak tersebut.
Atap bagian belakang yang merupakan dapur dan kamar mandi ambruk. Sebagian temboknya pun sudah runtuh.
Mirisnya, menurut Suhartini, kondisi itu sudah terjadi selama tiga tahun.
“Sudah lama dari tahun 2020,” ujar Suhartini, Selasa, 21 November 2023.
Kondisi itu mempersulit Suhartini dan keluarga, terutama saat musim hujan. Ia, bahkan harus bawa payung saat ingin ke kamar mandi.
Keterbatasan ekonomi membuat Suhartini tidak bisa memperbaiki atap dapur dan kamar mandinya itu.
Suami Suhartini bekerja serabutan, dan baru seminggu ini mendapatkan pekerjaan dengan cara ikut ke seorang pemborong.
Suhartini mengaku sudah pernah diminta salinan dokumen rumah dan KTP oleh aparatur setempat. Namun, sampai saat ini, bantuan yang diharapkannya belum ada.
Bantuan baru ia terima dari Rahmatulloh, tokoh masyarakat Jombang dan Purwakarta.
“Makasih banget sudah peduli ke saya dan keluarga. Sebelumnya belum pernah dapat bantuan lain,” ujar Suhartini.
Melihat hal tersebut, tokoh masyarakat Jombang dan Purwakarta, Rahmatulloh, mengaku merasa miris.
Ia tidak bisa membayangkan ada masyarakat selama tiga tahun memprihatinkan, namun tak tersentuh.
Padahal, lingkungan tempat tinggal Suhartini di tengah-tengah kota dan dekat dengan kantor Pemerintah Kota Cilegon.
“Ini bukan soal apa-apa, ini soal kemanusiaan. Ada masyarakat yang sesungguhnya butuh perhatian dari Pemerintah dan lembaga-lembaga yang memang menaungi seperti Baznas,” papar Rahmatulloh.
Kondisi Suhartini harus jadi bahan evaluasi atas kinerja dan prosedur Pemerintah atau lembaga seperti Baznas dalam memberikan bantuan.
Menurutnya, prosedur dalam memberikan bantuan jangan terlalu lama.
“Karena kalau prosedurnya Pemerintah ataupun Baznas ini terlalu lama memberikan bantuan kasihan masyarakat,” ujar Rahmatulloh. (*)
Reporter: Bayu Mulyana
Editor: Agus Priwandono