CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Tiga bencana yaitu gempa bumi, tsunami, dan kegagalan teknologi intai Kota Cilegon. Dampak bencana tersebut cukup berbahaya untuk masyarakat dan bisa menimpulkan efek bencana lainnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Cilegon, Fathurrohman menjelaskan, tiga ancaman bencana itu ada karena Kota Cilegon berana di dekat selat sunda dan juga Gunung Anak Krakatau.
Di sisi lain, di Kota Cilegon banyak berdiri industri-industri skala besar, terutama industri kimia. “Potensinya cukup besar. Karena pertama Cilegon ini berada di sabuk lempeng gempa yang megathrust itu. Itu ancamannya,” papar Faturrohman, Kamis 30 November 2023.
Melihat early warning system atau EWS, hampir setiap saat ada gempa, namun masih kecil hingga tidak terasa.
Bencana gempa bumi dan kegagalan teknologi mengancam seluruh wilayah Kota Cilegon, sementara untuk tsunami hanya beberapa kecamatan saja, yaitu Ciwandan, Citangkil, Grogol, dan Pulomerak.
Guna mengatisipasi ancaman bencana itu, BPBD akan melakukan kajian risiko. “Itu hasil diskusi sementara kami dan akan kami rumuskan dalam dokumen kajian risiko bencana itu gempa bumi, tsunami, dan kegagalan teknologi atau bencana industri,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Unit Siaga Merak Basarnas Banten Fery Krisna membenarkan bahwa tiga bencana tersebut berpotensi terjadi di Kota Cilegon.
“Berpotensi iya, tapi untuk waktunya kami tidak bisa mendahului yang maha kuasa. Benar tidaknya kami tidak bisa memastikan, tapi yang jelas kami sudah pernah melaksanakan rencana kontijensi di tiga bencana itu,” ucapnya.
Fery juga menegaskan bahwa pihaknya selalu bersedia dalam menyikapi segala bentuk bencana. Ia juga telah banyak melaksanakan upaya preventif sebagai bentuk respon dari ancaman bencana.
“Kita selalu siap 24 jam. Kami Basarnas tidak mengharapkan evakuasi terlebih dahulu, tapi umumnya untuk pembelajaran masyarakat di wilayah Cilegon. Kita bisa adopsi dari Jepang untuk meminimalisir risiko,” ujarnya. (*)
Reporter: Bayu Mulyana
Editor: Abdul Rozak