TANGSEL, RADARBANTEN.CO.ID-Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangsel mencatat lokasi kemacetan di Tangsel telah berkurang signifikan. Disepanjang tahun 2023, sudah 16 lokasi kemacetan dapat ditangani dari total 37 lokasi.
Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Saidun mengatakan, upaya mengurai kemacetan di Tangsel dilakukan melalui rekayasa lau lintas yang diterapkan di sejumlah ruas jalan raya dengan sistem satu arah waktu tertentu.
Selain itu Pemkot Tangsel juga mulai fokus membenahi transportasi massal dengan melakukan penambahan unit bus gratis Trans Anggrek dan penambahan rutenya bagi anak sekolah dan masyarakat.
“16 titik kemacetan sudah kita tangani dari total 37 titik macet yang ada di Tangsel. Tahun depan, 3 titik macet menyusul untuk ditangani yakni di ruas Jalan Padjajaran, Kecamatan Pamulang, di Jalan Taman Bahagia ABRI, Kecamatan Pondok Aren dan Jalan Parigi Raya sampai Jalan Pondok Kacang Raya, Kecamatan Pondok Aren. Koordinasi dan komunikasi sedang dibangun dengan masyarakat dan stakeholder terkait,” ujarnya, Rabu 6 Desember 2023.
Saidun mengatakan, upaya menangani kemacetan juga terus dilakukan melalui pembahasan bersama dengan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Tangsel, Dishub Provinsi Banten, dan stakeholder terkait dengan menggelar Rapat Koordinasi Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 6 Desember 2023 mengangkat tema “Penanganan Kemacetan Lalu Lintas dengan Pengembangan Transportasi yang Terkoneksi”.
Menangani kemacetan di Tangsel, pihanya berusaha meningkatkan kinerja dari angkutan umum dan memberlakukan rekayasa lalu lintas melalui sistem satu arah. Selama ini upaya ini terbilang efektif mengurai kemacetan, seperti yang terjadi Simpang Buaran, Viktor, Muncul dan Bundaran Tekno Widya.
“Tiap pagi anggota kita mengatur lalin satu arah melayani masyarakat yang bekerja dan bersekolah,” ujar Saidun.
Saidun mengatakan, upaya melebarkan ruas jalan bukanlah solusi dalam mengurai kemacetan. Justru yang terjadi sebaliknya, masyarakat semakin senang menggunakan kendaraan pribadi dan kemacetan akan tetap ada.
“Kami setuju dengan pendapat Pak Walikota, bahwa menambah jalan atau melebarkannya bukanlah solusi. Justru hanya membuat masyarakat senang menggunakan kendaraan pribadi. Yang harus dilakukan adalah mengalihkan kendaraan pribadi ke transportasi massal yang murah dan terintegrasi. Ini yang sedang kami upayakan melalui Forum Lalu Lintas ini,” jelas Saidun.
Kasi Angkutan Orang dan Barang Dishub Tangsel Galang A menambahkan, dalam Forum Lalin, terdapat kesimpulan, di antaranya pertumbuhan lalu lintas di Kota Tangsel bersifat dinamis sehingga berpotensi timbulnya titik kemacetan yang baru.
Upaya penanganan kemacetan yang akan dilakukan dengan penerapan Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Pajajaran-Jalan Otista pada pukul 06.00-09.00 WIB, dan Jalan Parigi Raya-Jalan Pondok Kacang pada pukul 06.00 – 09.00 WIB.
Terakhir, perlu adanya sinergi antar stakeholder terkait dalam Upaya penanganan kemacetan di Kota Tangsel sebagai wujud pelayanan kepada Masyarakat.
Reporter: Syaiful Adha
Editor : Aas Arbi