LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Harga beras di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak masih mengalami kenaikan. Hingga saat ini harganya bertahan di angka Rp 15.000 per kilogram, Kamis, 16 Februari 2024.
Diketahui, kenaikan harga beras di Pasar Rangkasbitung terjadi dari bulan Januari 2024. Harga beras cenderung naik dari harga Rp 13.000 per kilogram menjadi Rp 15.000 per kilogram.
Pedagang beras, Anggi mengatakan, kenaikan harga tersebut terjadi selama beberapa hari terakhir di Pasar Rangkasbitung karena kenaikan pada pihak distributor.
“Untuk beras premium harganya bertahan di harga Rp 15.000 per kilogram saat ini. Dari awal Februari harga beras terus bertahan hingga saat ini,” katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Kamis 15 Februari 2024
Dijelaskan Anggi, unuk harga beras beragam dimulai dari dimulai dari Rp 14.000 hingga yang termahal Rp 15.000 tergantung dengan kualitas beras. Harga beras yang mahal tergantung dengan kualitasnya.
“Jadi beragam untuk harga beras, jadi harga juga sesuai dengan kualitasnya, jadi sangat mempengaruhi,” ucapnya.
Diketahui berikut daftar harga beras di Pasar Rangkasbitung beras Premium Rp 15.000 per kilogram, beras KW 1 Rp 14.000 per kilogram dan beras KW 2 Rp 13.000, per kilogram.
Sementara warga Rangkasbitung, Susi beharap, harga beras turun dan tidak memberatkan masyarakat.
“Semoga segera ada penurunan harga, karena kalo terus-menerus naik akan semakin naik ya. Karena kalau gini sangat memberatkan masyarakat,” ujarnya.
Ditambahkan Susi, harga beras saat ini sudah tidak masuk akal dan karena mencapai Rp 15.000 per kilogram.
“Harga yang tidak berpihak pada masyarakat, dan malah cenderung memberatkan masyarakat karena hal ini akan menjadikan masyarakat semakin susah,” tuturnya.
Sebelumnya, Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Yani menyebutkan faktor kenaikan karena defisit beras nasional.
“Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), stok beras dalam negeri diperkirakan defisit sebesar 2,7 juta ton pada periode Januari-Februari 2024,” kata Yani.
Ditambahkanya, defisitnya stok beras karena sebagian petani telat memulai masa tanam. Sehingga memengaruhi harga beras.
“Situasinya sedang dapat tekanan dari produksi, sebagian petani kita telat tanam, baru Januari nanam,” pungkasnya.
Editor : Merwanda