SERANG, RADARBANTEN.CO.ID- Selama Januari hingga Februari 2024, Komnas Perlindungan Anak (KPA) Kabupaten Serang menangani sebanyak enam kasus kekerasan seksual yang terjadi di Kabupaten Serang. Rata-rata anak yang menjadi korban berusia dibawah 12 tahun dan dilakukan oleh orang terdekat.
Ketua KPA Kabupaten Serang Kuratu Akyun mengatakan, jika kasus kekerasan seksual pada anak merupakan kejahatan luar biasa yang harus diperangi secara berasama-sama, bukan hanya oleh pemerintah melainkan oleh seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Serang.
“Tokoh Agama, guru dan Masyarakat bahwa anak mereka anak kita juga yang harus kita lindungi karena mereka merupakan generasi emas yang akan datang,” katanya, Minggu 3 Mart 2024.
Menurutnya, orang tua dan masyarakat tentunya harus memberikan perlindungan dan pengawasan ketat agar anak tidak menjadi korban kekerasan seksual. “Ini tanggungjawab bersama supaya memberikan pengasuhan yang baik serta melakukan pengawasan, agar anak itu terlindungi,” terangnya.
Yang tak kalah penting lanjut Akyun, Anak-anak juga harus diberikn pendidikan sejak dini oleh orang tuanya terkait bagian-bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain.
“Anak-anak harus diberikan edukasi, untuk bagaimana anak mengerti sesuatu mengenai bagian tubuh mana yang ga boleh dipegang oleh orang lain. Kalau ada yang memegang bagian tubuh itu berarti orang jahat,” tegasnya.
Ia mengatakan, selama dua bulan terakhir, ada sebanyak 6 kasus kekerasan seksual pada anak yang ditangani oleh KPA Kabupaten Serang. Enam kasus itu terjadi di kecamatan beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Serang.
“Rata-rata pelaku merupakan orang dekat, ini merupakan kejahatan seksual. Orang-orang yang harusnya melindungi justru tidak melindungi. Di Kecamatan Kramatwatu, Padarincang, Petir, bandung dan dua kecamatan lainnya saya lupa,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia berharap agar di tahun 2024 ini ada penurunan kasus kekerasan seksual di kabupaten Serang sehingga nanti sewang Berlian bisa terwujud.
“Harapan kita semoga tahun ini lebih sedikit dari pada tahun lalu menurun. Kita dalam satu tahun hampir 200 sekolah mulai dari PAUD, SD, SMP dan SMA didatangi sebagai langkah prefenrif,” pungkasnya. (*)
Editor: Bayu Mulyana