PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Polres Pandeglang menerjunkan tim untuk mencegah perang sarung selama Ramadan 2024. Pasalnya, pada bulan puasa tahun lalu, kerap terjadi perang sarung di kabupaten dengan sebutan Kota Santri ini. Perang sarung dikhawatirkan menimbulkan korban.
Sekadar diketahui, pada Ramadan 2023 terjadi beberapa kali aksi perang sarung yang videonya viral di media sosial.
Kabagops Polres Pandeglang, Kompol Yogie Roozandi mengatakan, untuk antisipasi pengamanan dalam kaitan bentrokan perang sarung selama bulan suci Ramadan, pihaknya telah menginstruksikan jajarannya untuk patroli.
“Jadi kita optimalkan dengan patroli secara rutin selama bulan suci Ramadan, baik Polres ataupun Polsek, kemudian nanti di-back up dari Polda Banten untuk Sabtu dan Minggu untuk patroli,” ungkapnya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Selasa, 12 Maret 2024.
Menurutnya, patroli akan difokuskan pada titik-titik yang sebelumnya rawan terjadi perang sarung. Selain itu, dia juga meminta warga untuk melaporkan apabila ada lokasi lainnya yang berpotensi dijadikan lokasi perang sarung.
“Dalam upaya pencegahan, kami akan meningkatkan patroli siber yang memantau aktivitas di media sosial. Selain itu, kami juga akan melakukan patroli keliling di antara kelompok-kelompok anak muda, karena biasanya perjanjian antar kelompok terjadi pada jam-jam tertentu,” katanya.
Ia menjelaskan, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk melakukan patroli pada jam-jam tertentu, karena kegiatan perang sarung atau kelompok tertentu sering terjadi pada waktu-waktu tersebut.
“Kami mengajak seluruh masyarakat dan tokoh agama untuk melaporkan kegiatan yang mencurigakan atau tidak diinginkan,” jelasnya.
“Kami akan merespons laporan tersebut dengan segera dan akan bergerak untuk mengamankan situasi,” lanjutnya.
Pihaknya mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Pandeglang untuk menjaga suasana bulan Ramadan tetap kondusif dan aman.
“Orang tua juga diminta untuk memantau anak-anak mereka, terutama setelah berbuka puasa atau saat sahur, guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya. (*)
Editor: Agus Priwandono