SERANG,RADARBANTEN.CO.ID-Ratusan rumah juga lahan persawahan milik warga di Kabupaten Serang terendam banjir pada beberapa waktu lalu. Banjir itu disebabkan oleh tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah tersebut.
Saat ini, banjir itu sudah surut. Namun, kerugian materil dan sosial tidak bisa terhindar lagi dampak banjir itu.
Melihat hal itu, Kepala Pelaksana BPBD Nana Suryana mengingatkan tentang pentingnya mitigasi bencana guna mencegah kerugian akibat banjir.
Ia mengatakan, mitigasi banjir merupakan serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak negatif dari banjir.
“Mitigasi banjir menjadi sangat penting dalam upaya menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat serta infrastruktur yang ada,” kata Nana, Senin 6 Mei 2024.
Nana mengatakan, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mitigasi banjir ini yakni mulai dari pemantauan cuaca dan pemodelan hidrologi menjadi langkah awal dalam mitigasi banjir.
Dengan pemantauan yang baik terhadap kondisi cuaca dan perubahan pola hujan, pemerintah dan badan-badan terkait dapat memberikan peringatan dini kepada masyarakat tentang potensi banjir.
“Selain itu, pemodelan hidrologi juga membantu dalam memahami pola aliran air dan memprediksi tingkat banjir yang mungkin terjadi, sehingga langkah-langkah pencegahan dapat diambil dengan lebih efektif,” ujarnya.
Selanjutnya, pembersihan saluran air dan sungai merupakan langkah penting dalam mitigasi banjir. Saluran air yang tersumbat oleh sampah atau tumbuhan dapat menghambat aliran air dan meningkatkan risiko banjir.
Oleh karena itu, pemeliharaan rutin dan pembersihan saluran air serta sungai perlu dilakukan secara teratur untuk memastikan aliran air yang lancar dan tidak terhambat.
Yang ketiga ialah peningkatan infrastruktur seperti pembangunan tanggul, bendungan, atau sistem drainase yang lebih baik dapat membantu mengendalikan aliran air dan mengurangi risiko banjir di wilayah yang rentan.
“Pembangunan rumah dan bangunan yang tahan terhadap banjir juga perlu dipertimbangkan untuk mengurangi kerugian properti akibat banjir,” katanya.
Selain upaya fisik, Nana menuturkan, penyuluhan kepada masyarakat juga merupakan bagian penting dari mitigasi banjir.
Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang bahaya banjir, langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko, dan tindakan yang perlu dilakukan saat terjadi banjir.
Penyuluhan ini dapat dilakukan melalui kampanye sosial, pelatihan, atau penyediaan materi edukasi tentang mitigasi banjir.
Usai itu, penyiapan rencana tanggap darurat juga menjadi bagian penting dari mitigasi banjir.
Rencana tanggap darurat harus mencakup langkah-langkah yang harus diambil oleh pemerintah, petugas darurat, dan masyarakat saat terjadi banjir, termasuk evakuasi, penyediaan tempat penampungan sementara, dan bantuan kesehatan.
“Dengan memiliki rencana tanggap darurat yang baik, diharapkan dapat mengurangi jumlah korban jiwa dan kerugian materi akibat banjir,” tuturnya.
Dirinya juga mengingatkan tentang kerjasama antarlembaga dan antarwilayah dalam penanganan banjir.
Sebab, banjir seringkali tidak mengenal batas administratif, sehingga upaya mitigasi yang efektif memerlukan koordinasi dan kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat setempat.
Dengan kerjasama yang baik, upaya mitigasi banjir dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien.
“Mitigasi banjir bukanlah tugas yang mudah, namun dengan komitmen dan kerjasama yang baik, kita dapat meminimalkan risiko dan kerugian yang ditimbulkan oleh banjir,” pungkasnya. (*)
Reporter : Yusuf Permana
Editor: Agung S Pambudi