SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pasca deklarasi koalisi antara Partai Gerindra dengan PKS pada kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten, mulai mencuatlah isu koalisi antara PDIP dengan Partai Golkar. Isu itu dilontarkan langsung oleh Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco.
Wakil Ketua DPR RI itu bilang jika Golkar yang dalam hal ini memajukan Airin Rachmi Diany sebagai Bakal Calon Gubernur Banten lebih memilih berpasangan dengan PDIP pada Pemilihan Gubernur Banten.
“Silahkan dicek, bu Airin lebih memilih mengandeng PDIP dari pada Gerindra di Pilgub Banten ini,” kata Dasco dalam akun media sosial pribadinya @sufmi_dasco beberapa hari yang lalu.
Melihat kondisi itu, Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai jika benar terjadi koalisi antara PDIP dan Golkar, maka hal tersebut merupakan efek dari Pemilihan Presiden (Pilpres) kemarin.
Kata Adib, efek Pilpres kemarin sangat keras. Apalagi manuver politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bersebrangan dengan PDIP demi memenangkan Prabowo-Gibran.
Oleh karena itu Adib menilai, isu koalisi Golkar dan PDIP di Pilkada Banten bagian dari rekonsiliasi nasional yang dibangun oleh Golkar untuk meredam efek Pilpres.
“Secara tidak langsung saya melihat bahwa Banten ini menjadi prototipe rekonsiliasi nasional dengan apa Golkar bersanding dengan PDIP,” kata Adib kepada wartawan, Minggu, 30 Juni 2024.
Adib mengungkapkan, perseteruan di Pilpres tidak muncul di bawah, sehingga partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilpres bisa bergabung dengan koalisi pendukung Ganjar-Mahfud di Banten. Tugas tersebut ungkap Adib, diberikan kepada Partai Golkar
“Disitulah rekonsiliasi mulai dibangun di beberapa provinsi kalau yang saya lihat.
Jadi pilpres yang panas itu berusaha di ademkan dengan tensi politik di Banten ini,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Golkar, Bahrul Ulum menanggapi bahwa Golkar ingin memberikan contoh kepada masyarakat, bahwa setiap momentum pemilu ke pemilu dijadikan ajang pendewasaan politik.
“Sehingga tidak ada mengkotak-kotakan politik di masyarakat,” katanya melalui pesan instan.
Dikatakannya, Golkar ingin memberikan edukasi politik bahwa pembangunan itu harus didasari oleh etika politik yang baik sebagai pondasi.
“Tanpa harus ada politik balas dendam, terlebih politik ego sentris, dan Golkar ingin politik ini didasari atas etika kebersamaan dan saling memberikan kebermanfaatan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, duet antara Partai Gerindra bersama PKS, mendapatkan dukungan dari beberapa partai lainnya seperti PAN, Nasdem, PSI, PKB dan PPP .
Mereka membentuk Koalisi Banten Maju, dengan mengusung pasangan bakal calon gubernur Banten, Andra Soni dan bakal calon wakil gubernur Banten, Achmad Dimyati Natakusumah, di Pilkada Banten.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, Koalisi Banten Maju juga akan mengusung bakal calon bupati dan walikota di Provinsi Banten pada Pilkada serentak, November mendatang.
Menurut Dasco, Koalisi Banten Maju akan bersama-sama memenangkan Pilkada Banten dan Pilkada Kota/Kabupaten di Banten. Ia juga mengungkapkan, Koalisi Banten Maju akan mendeklarasikan diri kurang dalam satu minggu ke depan.
“Kita akan deklarasi di rumah Pak Wahidin Halim (mantan Gubernur Banten-red),” ujar Dasco dalam pidato pembentukan Koalisi Banten Maju di Hotel Trembesi, BSD Serpong, Kota Tangsel, Minggu 30 Juni 2024.
Di sisi lain, Sekretaris DPD PDIP Banten Asep Rahmatullah mengatakan, jika koalisi antara PDIP dengan Golkar pada kontestasi Pilkada Banten ini sudah di depan mata. Pihaknya pun akan menyiapkan ‘supprise’ nanti.
“Dengan Golkar terus aja,” pungkasnya.
Editor : Merwanda