PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Nasib naas dialami seorang penjual mie ayam di Kabupaten Pandeglang di kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Pandeglang tepatnya di Jalan Taman Pahlawan No.1, Pandeglang, Banten.
Niat berdagang untuk mencari nafkah, Ari pedagang mie ayam, malah harus mengalami kerugian akibat menerima uang palsu. Peristiwa ini terjadi saat seorang pembeli membayar dengan uang Rp100.000 yang ternyata tidak asli.
Ari menceritakan bahwa kejadian tersebut terjadi saat warungnya sedang ramai. Pembeli yang datang sendirian memesan se porsi mie ayam dan membayar dengan uang yang dilipat, sehingga tidak langsung terlihat bahwa uang tersebut palsu.
Ini kemarin sore (20/10) ada yang bayar mie ayam, waktu itu lagi rame terus dia bayar nya pakai uang (palsu,-red) yang ini. Jadi kan kita pedagang lagi rame enggak fokus yang dikasih uangnya berapa ini kan uangnya Rp100 ribu kembalian sekian,” ungkapnya, Senin 21 Oktober 2024.
Kecurigaan muncul ketika Ari belanja di minimarket. Saat hendak membayar, ia menyadari uang Rp100.000 yang diterimanya berbeda dari uang lainnya. Setelah diperiksa, ternyata uang tersebut palsu.
“Tadi saya mau bayar belanja ke Indomaret buat bayar, untungnya pas saya ngeliat dompet saya udah ngeliatnya uang ini beda sendiri dari yang lain, akhirnya saya bayar pake uang yang lain,” katanya.
Ari tidak bisa berbuat banyak setelah menyadari bahwa ia telah menerima uang palsu dari pembeli. Ia mengaku pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
“Saya mah pasrah aja, biar polisi yang tindaklanjuti supaya tidak ada korban lain,” ujarnya.
Ari mengimbau rekan-rekan sesama pedagangnya untuk lebih berhati-hati dan waspada saat menerima uang, terutama pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu. Ia menekankan pentingnya memeriksa uang tersebut sebelum memberikan kembalian.
“Saya ingatkan para pedagang agar waspada. Sebelum ngasih kembalian, periksa dulu uang pecahan seratus ribu atau lima puluh ribu, pastikan asli baru kasih kembalian,” tutupnya.
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor: Agung S Pambudi