LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Kondisi bencana Hidrometeorlogi yang terjadi selama sepekan di Kabupaten Lebak menimbulkan berbagai bencana, salah satunya luapan air Bendungan Karian yang merusak objek wisata Sindai Samudera yang berada di Kampung Sindai, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, terendam banjir hingga setinggi tiga meter, Selasa 10 Desember 2024.
Diketahui, biasanya objek wisata ramai oleh wisatawan, kini lokasi wisata tersebut sepi pengunjung. Sejumlah fasilitas wisata seperti wahana bermain, area parkir, kamar mandi, hingga 10 warung kopi milik warga setempat ikut terendam air. Akibatnya, para pedagang kehilangan penghasilan dan mengeluh tidak bisa berdagang seperti biasa.
Jumanah, salah seorang pedagang di kawasan wisata, mengaku kesulitan sejak warungnya terendam banjir. Kondisinya saat ini, hanya bisa menunggu kondisi normal dan menyelamatkan beberapa barang di lapaknya.
“Saya sudah tidak bisa jualan. Sekarang hanya bisa berkemas dan menyelamatkan barang-barang yang masih bisa dipakai,” ujarnya saat berada di lokasi objek wisata Sindai Samudera.
Ia berharap, kondisi cuaca segera normal kembali, karena sebagai pedagang ia sangat bergantung pada kehidupannya yang bergantung pada penjualan di area objek wisata Sindai Samudera.
“Setiap hari disini, cuma sekarang seminggu saya gak bisa jualan karena kondisi cuacanya tidak menentu kadang air meluap dan hujan deras,” terangnya.
Hal serupa dirasakan Sardi seorang warga yang juga bergantung pada wisata Bendungan Karian. “Sudah seminggu tidak ada pengunjung. Air meluap karena hujan deras terus-menerus. Kami jadi tidak punya penghasilan,” ungkapnya.
Dirinya berharap pihak terkait bisa membantu mencari solusi, seperti relokasi ke tempat yang lebih aman dari bencana. Mereka ingin segera kembali bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Objek wisata Sindai Samudera selama ini menjadi salah satu daya tarik utama di wilayah Lebak. Namun, karena cuaca ekstrem yang menyebabkan Bendungan Karian meluap kini menjadi ancaman bagi keberlanjutan ekonomi masyarakat di sini. Semoga ada langkah konkret dari pemerintah daerah untuk membantu kami,” pungkasnya.
Editor: Bayu Mulyana