PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Puluhan peserta didik dari PKBM Putri Tunggal, Kelurahan Kabayan, mengikuti kegiatan belajar seni budaya di Sanggar Bale Seni Ciwasiat.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan lebih dalam tentang tarian tradisional kepada para siswa.
Kepala Sekolah PKBM Putri Tunggal, Lukmanul Hakim mengatakan alasan pihaknya membawa siswa belajar seni budaya di Sanggar Bale Seni Ciwasiat. Menurutnya, seniman dan budaya merupakan entitas penting dalam pembangunan bangsa, sehingga perlu dikenalkan kepada generasi muda.
“Kegiatan ini baru pertama kali kami lakukan. Sebanyak 25 siswa, terdiri dari laki-laki dan perempuan, ikut belajar seni tari,” kata Lukmanul Hakim, pada Jumat 28 Desember 2024.
Ia menjelaskan, siswa diajarkan tentang sejarah Banten sebelum mempelajari gerakan dasar tarian.
“Mentor menjelaskan sejarah Banten secara singkat, mulai dari fase peradaban, kebudayaan, seni, hingga mata pencaharian. Ini penting bagi siswa PKBM agar mereka memiliki arah yang jelas,” ujarnya.
Setelah pengenalan, para siswa diarahkan untuk memilih jenis kesenian yang diminati, yang kemudian akan dilatih oleh pelatih profesional di Sanggar Bale Seni Ciwasiat.
Menurut Lukmanul, mayoritas siswa PKBM adalah remaja usia produktif 15-18 tahun yang putus sekolah. Kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat mereka untuk terus belajar dan mengejar impian.
“Kami memastikan semua kegiatan ini terarah dengan baik, agar mereka dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa,” jelasnya.
PKBM Putri Tunggal berencana terus menjalin kemitraan dengan sanggar seni untuk menekan angka anak putus sekolah (APS) di Kabupaten Pandeglang.
“Ke depan, kami akan memasukkan seni budaya ke dalam kurikulum, termasuk bahasa Banten. Banten memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, dan kami ingin siswa mengenal dan melestarikannya,” tuturnya.
Menurutnya, pentingnya mendukung generasi muda sebagai aset bangsa. Menurutnya, kemitraan yang terjalin dengan berbagai pihak harus dibangun secara sinergis untuk mencapai tujuan tersebut.
Sementara, Rohendi Pemilik Bale Seni Ciwasiat menyambut baik inisiatif PKBM Putri Tunggal yang membawa siswa belajar seni budaya di sanggarnya. Menurutnya, langkah ini menjadi terobosan penting dalam memperkenalkan kesenian tradisional kepada generasi muda.
“PKBM ini luar biasa, datang ke kantong-kantong seni budaya untuk belajar. Ini langkah yang patut diapresiasi karena masyarakat sendiri sudah banyak yang jauh dari budayanya,” ujarnya.
Rohendi menilai, salah satu alasan kaum milenial cenderung jauh dari budayanya adalah kurangnya pemahaman. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga pendidikan memiliki peran penting untuk memperkenalkan budaya kepada generasi muda.
“Kalau sekolah tidak memiliki fasilitas dan tenaga pengajar seni budaya, maka solusinya adalah bermitra dengan sanggar seni di wilayah mereka. Dengan begitu, seni budaya bisa diberdayakan secara maksimal,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pengemasan budaya agar menarik bagi generasi milenial. Menurutnya, pelestarian budaya tidak berarti menghidupkan tradisi lama begitu saja, melainkan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman.
“Tradisi harus dikemas ulang sesuai dengan kebutuhan zaman. Pelestarian budaya membutuhkan kompromi antara budaya lokal dan konteks kekinian agar diminati generasi muda,” pungkasnya.
Editor: Abdul Rozak