SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pemerintah Kota Serang berkomitmen memperbaiki skema operasional warung inflasi yang telah menimbulkan keluhan di kalangan pedagang. Pasalnya, warung inflasi yang baru-baru ini dibuka di Pasar Lama menjual barang dengan harga lebih murah dibandingkan pedagang lainnya, menambah beban persaingan bagi pedagang yang khawatir omzet mereka akan menurun.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (DinkopUKMPerindag) Kota Serang, Wahyu Nurjamil, mengakui adanya ketidakseimbangan harga yang merugikan pedagang kecil. “Warung inflasi seharusnya bukan hanya fokus menjual barang, tetapi juga berfungsi untuk menanggulangi inflasi dan mendistribusikan barang sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET),” ujar Wahyu kepada RADARBANTEN.CO.ID, Rabu, 8 Januari 2024.
Wahyu menjelaskan, misalnya minyak goreng kemasan “Minyak Kita” yang dijual di warung inflasi dengan harga Rp15.700, sementara pedagang dapat mengambil harga lebih rendah sekitar Rp14.000. Akibatnya, harga jual ke konsumen jadi serupa, yang membuat pedagang pasar khawatir kehilangan daya saing.
Ke depan, Wahyu berjanji akan menyalurkan barang dari warung inflasi seperti beras dan minyak dengan harga sesuai HET, untuk memastikan kestabilan harga di pasar-pasar Kota Serang. “Warung inflasi bukan hanya sekedar tempat jualan, namun harus bisa menstabilkan pasar dengan memberikan stok barang kepada pedagang sesuai HET,” tegas Wahyu.
Pemkot Serang juga telah mengadakan sosialisasi kepada para pedagang mengenai skema baru ini. Wahyu pun meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh program tersebut. “Kami mohon maaf kepada pedagang dan kami akan melakukan penyesuaian, serta meminta PT ABM dan Bulog untuk lebih banyak menyalurkan barang langsung kepada pedagang agar harga lebih merata,” tuturnya.
Editor : Merwanda