SERANG,RADARBANTEN.CO.ID- Momen libur panjang pada Isra Mikraj dan tahun baru Imlek memberikan berkah bagi para pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Serang, tak terkecuali para pengelola hotel.
Pasalnya, okupansi hotel saat momen libur panjang sejak tanggal 25 Januari 2025 tersebut, mencapai 90 sampai 100 persen. Jumlah ini tentu meningkat signifikan apabila dibandingkan dengan momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Ketua PHRI Kabupaten Serang, Yurlena Rahman mengatakan, okupansi hotel sudah mulai penuh sejak hari pertama liburan yakni sejak hari Sabtu tanggal 25 Januari 2025 lalu. Menurutnya, melonjaknya kunjungan wisata karena ada banyak pilihan waktu liburan yang bisa digunakan oleh wisatawan.
“Karena waktu libur antara Isra Mi’raj dan imlek kan berdekatan, terus waktunya juga nyambung dengan week end sehingga waktu liburnya sangat panjang membuat minat untuk berwisata lebih tinggi, karena pilihan tanggalnya sangat banyak,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu 29 Januari 2025.
Ia mengatakan, kondisi tersebut juga sangat memungkinkan bagi wisatawan yang ingin berlibur lebih dari satu malam. Panjangnya waktu libur membuat merek bisa tinggal di Kabupaten Serang lebih dari satu malam.
Selain itu, tingginya okupansi hotel juga dikarenakan hotel-hotel banyak mengeluarkan promo saat libur panjang. Ini kian membuat minat wisatawan untuk berlibur semakin tinggi.
“Jadi kita tidak menaikkan harga, justru menurunkan harga, karena harga menjadi panduan utama untuk berlibur, mereka pasti akan membandingkan dengan harga-harga di daerah lainnya. Dengan angka yang lebih murah mereka pasti akan semakin tertarik,” ujarnya.
Ia mengaku, meskipun cuaca di Anyar-Cinangka diguyur hujan, itu tidak berpengaruh pada minat wisatawan untuk berlibur. “Karena imlek identik dengan hujan. Sebagian orang Cina khususnya menganggap kalau hujan itu berkah, makanya banyak orang tidak takut liburan periode Imlek. Kalau tidak hujan mereka justru sedih,” ujarnya.
Ia mengatakan, peningkatan wisatawan apabila dibandingkan dengan libur Nataru tahun lalu mencapai 25 hingga 30 persen. “Saat Nataru banyak hotel yang hanya di angka 50-60 persen, ada juga yang 90 cuman hanya beberapa. Kalau tahun ini liburnya panjang, terus okupansinya hampir merata. Saat libur hampir susah mencari kamar hotel,” ujarnya.
Lebih lanjut ia berharap nantinya tidak banyak informasi-informasi negatif mengenai pantai Anyar-Cinangka ketika menjelang libur panjang sehingga membuat wisatawan tidak takut datang ke Anyar-Cinangka.
“Hotel tentunya harus rajin mengupdate kondisi terkini untuk membantah berita negatif serta menampilkan cuaca sebenarnya di lapangan. Dengan update kondisi terkini, tamu tidak ragu liburan ke wilayah kita,” pungkasnya.
Editor : Aas Arbi