LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Kasus Demam Berdarah Deungeu (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi warga Kabupaten Lebak. Penyakit yang disebabkan oleh gugitan nyamuk Aedes Aegenty ini terbilang masih tinggi, dimana sampai pertengahan Februari 2025, DBD di Bumi Multatuli mencapai 151 kasus.
Puskesmas Malingping paling banyak menangani kasus DBD mencapai 16 kasus, Puskesmas Rangsbitung 15 kasus dan Puskesmas Bayah mencapai 14 kasus DBD.
“DBD hampir merata di Lebak. Kasus DBD ditemukan di 30 Puskesmas dari 42 Puskesmas di Lebak. Puskesmas Malingping, Rangkasbitung dan Bayah paling banyak ditemukan kasus DBD,” kata Kasi Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Lebak Rohmat Puji Raharjo, Selasa 18 Februari 2025.
Dia mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan edaran kepada puskesmas untuk menggalakan promosi kesehatan, terutama penanganan DBD karena kasusnya cukul tinggi.
“Untuk mengantisipasi terus melonjaknya DBD, PSN dengan langkah 3M Plus menjadi strategi yang paling efektif dan efisien dalam mencegah DBD,” katanya.
Dia menerangkan, selama tahun 2024 lalu, masyarakat yang terjangkit DBD mencapai 3.038 dan 10 orang meninggal. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 764 kasus dan 4 meninggal dunia.
Dia menyarankan kepada masyarakat untuk mencegah adanya genangan air dihalaman rumah, mengingat saat ini memasuki musim penghujan seperti saat ini.
“Biasanya cenderung mengalami trend meningkat dimusim penghujan atau cuaca ekstrem seperti saat ini,” katanya.
Menurutnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan masyarakat agar terhindar dari penyakit DBD, mislanya dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin, dengan membersihkan genangan air bersih yang menempel di tempat-tempat tertentu.
“Gerakan 3 M plus dan PSN ini, sangat efektif untuk menghindari munculnya jentik nyamuk Aydes Aegefty sebagai penyebab penyakit demam berdarah,” tukasnya.
Editor: Bayu Mulyana