SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Ridwan Hidayat mengungkapkan, pada April 2025, inflasi di Banten mengalami kenaikan. BPS mencatat, Pada April 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Banten sebesar 1,59 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,29. Inflasi tertinggi di Kabupaten Lebak sebesar 1,85 persen dengan IHK sebesar 108,44. Penyumbang utama andil inflasi pada April 2025 adalah tarif listrik dan emas perhiasan.
Ketua Tim Keuangan Teknologi Informasi dan Pariwisata BPS Banten Saeful Hidayat mengungkapkan, pada April 2025, di Banten mengalami inflasi (m-to-m) sebesar 1,29 persen. “Jika diamati, inflasi month to month itu disebabkan oleh kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang mengalami inflasi sebesar 9,51 persen,” ungkapnya.
Kelompok ini, lanjut Saeful, memberikan andil terhadap inflasi Banten sebesar 1,09 persen. Setelah itu, ada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi sebesar 2,32 persen dan memberikan andil terhadap inflasi Banten sebesar 0,15 persen. Sedangkan urutan ketiga adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi 0,40 persen dengan andil inflasi sebesar 0,13 persen.
Selain kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, ia mengungkapkan, ada juga kelompok yang mengalami deflasi. “Yaitu kelompok transportasi dengan deflasi sebesar 0,64 persen dan andilnya sebesar pengurang inflasi sebesar 0,07 persen,” terang Saeful.
Ia mengungkapkan, ada lima penyumbang utama andil inflasi di Banten pada April 2025 (m-to-m), yaitu tarif listrik 1,07 persen, emas perhiasan 0,14 persen, tomat 0,13 persen, bawang merah 0,07 persen, dan cabai merah 0,06 persen. Sedangkan penyumbang deflasi adalah cabai rawit 0,15 persen, telur ayam ras 0,07 persen, daging ayam ras 0,06 persen, angkutan antarkota 0,03 persen, dan bensin 0,02 persen.
Sementara penyumbang andil inflasi (y-to-d), yaitu emas perhiasan 0,29 persen, bawang merah 0,22 persen, cabai merah 0,18 persen, cabai rawit 0,09 persen, dan bawang putih 0,07 persen. Sedangkan penyumbang deflasi adalah telur ayam ras 0,06 persen, daging ayam ras 0,05 persen, angkutan udara 0,03 persen, tarif pulsa ponsel 0,02 persen, dan kacang panjang 0,02 persen.
Editor: Bayu Mulyana