PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Sebuah rumah milik Dudung (50) di Kampung Gardutanjak, Kelurahan Pandeglang, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, roboh usai diguyur hujan deras.
Bangunan berbahan kayu yang sudah lapuk itu ambruk sekitar pukul 12.15 WIB, Jumat 14 November 2025.
Dudung, yang tinggal seorang diri karena tiga anaknya bekerja di luar kota, selamat dari insiden tersebut. Ia diketahui berprofesi sebagai petani.
Dari pantauan RADARBANTEN.CO.ID di lapangan, kondisi rumah tampak hancur terutama pada bagian depan.
Dudung terlihat syok saat dievakuasi petugas yang berdatangan ke lokasi setelah rumah miliknya mendadak ambruk.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBDPK Pandeglang, Lilis Sulistiyati, membenarkan kejadian tersebut.
Pihaknya menerima laporan dari warga sebelum akhirnya menuju lokasi untuk melakukan pengecekan.
“Penyebab robohnya rumah karena kondisi bangunan sudah lapuk dimakan usia, ditambah angin kencang dan hujan dengan intensitas tinggi,” ungkapnya.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Dudung kini dievakuasi untuk tinggal sementara di rumah tetangganya.
“Kondisi rumah memang sudah tidak layak huni,” tambahnya.
BPBDPK Pandeglang kini melakukan pendataan sebagai langkah awal pengajuan bantuan perbaikan.
“Kami buatkan proposal untuk diajukan ke Dinas Pertanahan, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPKPP) Pandeglang agar segera ditindaklanjuti,” jelas Lilis.
Ia juga mengimbau masyarakat Pandeglang untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi.
Sementara itu, Sementara itu, Ayi, warga yang merupakan tetangga korban, mengaku kaget saat mendengar suara rumah Dudung ambruk di tengah hujan deras.
“Iya langsung ambruk pas hujan lagi deras. Kaget, ibu kaget. Saya langsung minta tolong ke anak-anak, terus semua pada lari ke sini,” ujar Ayi.
Menurutnya, kondisi rumah yang ditempati Dudung memang sudah tidak layak huni sejak lama.
“Memang sudah enggak layak pakai, tapi mungkin dia enggak punya tempat lain. Hujan berhari-hari, akhirnya rumahnya ambruk,” katanya.
Ayi menambahkan, Dudung tinggal seorang diri karena anak-anaknya bekerja di Ibu Kota Jakarta.
“Dia tinggal sendiri. Anaknya ada tiga, dua perempuan. Sudah dihubungi, tapi mereka enggak bisa pulang. Kalau yang laki-laki saya kurang tahu,” pungkasnya.
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor: Agung S Pambudi











