- Rasa Syukur Kepada Allah
Kita diminta untuk memperbanyak amalan ibadah di bulan Syawal adalah sebagai bentuk rasa syukur. Karena kita tahu, begitu melimpah ampunan yang telah Allah berikan pada bulan Ramadan.
Kita melaksanakan ibadah shalat wajib dan sunnah di bulan Ramadan adalah bentuk ampunan-Nya kepada umat muslim.
- Melaksanakan Pernikahan
Menggelar atau melaksanakan pernikahan di bulan Syawal sangat baik dan dianjurkan. Pelaksanaannya tanggal berapapun sepanjang masih bulan Syawal bernilai sunnah.
Amalan ibadah pernikahan ini diriwayatkan dalam hadist oleh Muslim dari istri Rasullullah, Aisyah RA.
“Rasulullah saw. menikahiku saat bulan Syawal dan mengadakan malam pertama dengan aku di bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian selain aku?”
(HR. Muslim : An Nasa’i)
- Menandakan Istiqamah
Salah satu ukuran diterimanya ibadah puasa Ramadan adalah tetap terjaganya ibadah-ibadah di bulan berikutnya. Dan, bulan Syawal yang bermakna peningkatan, ibadah-ibadah di bulan Ramadan tetap istiqamah dilaksanakan. Tidak berhenti begitu Ramadan berakhir.
- Menjaga Silaturahmi
Begitu bulan Ramadan berakhir dan datang Lebaran Idul Fitri, umat muslim melakukan mudik ke kampung halamannya masing-masing. Esensi mudik adalah silaturahmi. Bertemu orangtuanya, sanak keluarganya dan kerabat yang lain. Untuk menjaga tali silaturahmi. Saling melepas rasa kangen dan saling memaafkan setelah setahun berpisah.
- Memperbanyak Sedekah
Ramadan mengajarkan kira untuk memperbanyak sedekah. Di akhir Ramadan umat muslim dianjurkan untuk mengeluarkan sedekah. Mulai dari kewajiban membayar zakat: zakat fitrah, zakat mall, zakat profesi, dan lainnya.
Sedekah itu akan terus dilakukan di bulan Syawal. Bentuknya adalah kira berbagi rezeki kepada fakir miskin. Juga kepada anak-anak saudara, anak-anak tetangga yang datang ke rumah.
Penulis: M Widodo