LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi menilai penyebab stunting di bumi Multatuli sebutan lain Kabupaten Lebak karena, salahnya pola asuh anak.
Selain itu, mindset yang salah juga menjadi faktor stunting. Dimana, mindset masyarakat pola gizi seimbang yaitu, dengan asupan makanan yang mahal seperti daging ayam maupun kerbau. Padahal, gizi seimbang itu tidak melulu mesti mahal.
“Penyebab stunting karena pola pikir yang salah. Warga kita ketika bicara gizi seimbang pikirannnya daging ayam atau daging kerbau. Padahal gizi seimbang itu, tidak mesti yang mahal seperti telor, tempe, tahu dan sayuran juga cukup baik,” kata Ade Sumardi usai meninjau Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kampung Pasir Tariti, Kelurahan Rabgkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Senin 6 Maret 2023.
Lantaran itu, kata mantan Ketua DPRD Lebak ini, pemkab mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk ditanami sayuran maupun bisa dibuat kolam ikan. Selain itu, Ade juga menganjurkan warga untuk konsumsi tahu tempe yang gizinya cukup baik.
“Dengan dimanfaatkan pekarangan misalnya ditanami cabai, kan lumayan tidak perlu lagi beli cabai dan uangnya bisa biat beli telur ayam. Maindset ini yang harus ditanam di masyarakat,” kata ketua DPD PDI Perjuangan ini.
Disinggung mengenai target pengentasan stunting di Lebak di Lebak mencapai 4 ribuan balita, orang nomor dua di Lebak ini berkeinginan agar stunting zero stunting.
“Tentunya, keinginan kita target zero stunting hanya untuk ke zero stunting itu harus melakukan langkah-langkah kolaborasi. Karena, stunting sendiri merupakan masalah yang sangat besar yang harus ditindaklanjuti secara serius oleh semua pihak,” tandasnya.
Ade mengatakan, pemkab Lebak saat ini tengah giat-giatnya melakukan gerakan penanganan stunting dengan cara mengangkat para Camat, Kapolsek hingga Danramil sebagai Bapak dan Ibu asuh anak penderita stunting. Karena itu, ia bersama Forkopicam terus menyisir dan memantau perkembangan anak stunting maupun ibu hamil.
Terpisah Kepala Dinkes Lebak Triatno Supiyono mengatakan, stunting sendiri merupakan masalah yang sangat besar yang harus ditindaklanjuti secara serius oleh semua pihak. Sebab, selain mempengaruhi kondisi tubuh, stunting juga dapat mempengaruhi kecerdasan dan kesehatan penderitanya.
“Tentunya, masalah stunting ini harus ditindak lanjuti dari hulu ke hilir. Penangannya juga bukan hanya oleh pemerintah saja tapi juga melibatkan semua pihak,” katanya.
Dia mengatakan, stunting tidak hanya berkaitan dengan lambatnya pertumbuhan fisik anak yang disebabkan kurang gizi kronis, namun ditengarai berpengaruh kepada tidak maksimalnya perkembangan otak anak, hingga mempengaruhi kemampuan belajar dan mental.
“Ya, tentunya penangnannya tidak bisa diurus oleh salah satu OPD saja, harus dikeroyok bareng-bareng. OPD-OPD terkait harus bersama sama. Kita sudah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait,” katanya.
Kata dia, Pemkab lebak berkonitmen untuk terus menekan stunting. Sehingga, dapat terus menghasilkan anak-anak generasi penerus yang sehat, cerdas dan produktif.
“Tren stunting di Lebak menurun. Saat ini tinggal sekira 4 ribuan. Walau kasus stunting ada penurunan Pemkab Lebak tidak akan berpuas diri. Berbagai langkah skala prioritas akan disiapkan agar ke depan Kabupaten Lebak zero kasus stunting,” katanya.(*)
Reporter: Nurabidin
Editor: Ahmad Lutfi