Enong (31), nama samaran, sebenarnya sudah tak sanggup menahan sabar terhadap suaminya, sebut saja Komar (32), yang doyan selingkuh dan mempunyai segudang akal bulus untuk mengelabuinya. Terakhir, ngakunya pergi meronda, ternyata Komar malah jemput selingkuhannya pulang kerja. Astaga.
Ditemui Radar Banten di salah satu kampung di Kecamatan Walantaka, Kota Serang, kemarin, Enong siang itu sedang membereskan tanaman di depan teras rumah. Sambil mengobrol, ia malah curhat soal kelakuan buruk suaminya. Bekerja sebagai security di salah satu perusahaan ternama di Kecamatan Cikande, suaminya sering mendapat giliran shift malam dan pastinya bergadang. Sesampainya di rumah sepulang kerja, Komar sering mengeluh tidak bisa tidur dan tiba-tiba kepikiran lebih baik meronda saja. Tentu saja, Enong tak menaruh curiga. “Ternyata itu (meronda-red) cuma dijadiin alasan dia doang biar bisa ketemu selingkuhannya,” kata Enong dengan nada emosi. Tahan emosi Mbak, nanti meledak.
Enong kesehariannya sibuk mengurus rumah dan tak pernah menuntut macam-macam terhadap suaminya, selama masih memberikannya nafkah. Meskipun alakadarnya, Enong selalu mensyukurinya. “Tapi pas tahu dia punya selingkuhan, duh saya rasanya enggak kuat,” kesalnya. Sabar ya.
Padahal, kisah cinta mereka dulu bisa dibilang sangat menginspirasi dan penuh perjuangan. Sebelum dengan Komar, Enong sempat mau dijodohkan oleh orangtuanya dengan pria lain. “Tapi saya tolak karena lebih yakin sama Kang Komar,” akunya. Eaaaa so sweet.
Perjuangan pun semakin berat, karena waktu itu Komar hanyalah lulusan SMA dan pengangguran. Tapi dengan bujuk rayu Enong kepada ibunya, mereka pun akhirnya direstui dan menggelar pernikahan dengan pesta sederhana, hanya mengundang saudara dan teman dekat saja. “Yang penting kan ijab kobulnya,” ucap Enong. Sama malam pertama ya!
Awal berumah tangga, mereka baik-baik saja meski ekonomi terbilang masih susah. Setelah dikaruniai anak, rezeki itu pun tiba. Komar mengikuti pelatihan petugas keamanan. Enam bulan selesai pelatihan, Komar ditempatkan kerja sebagai satpam di salah perusahaan di wilayah Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang. “Waktu itu kita langsung nyicil rumah,” ujarnya. Alhamdulillah.
Hidup di lingkungan baru, mereka mudah bergaul dan langsung diterima oleh warga lain. Bahkan, Komar tak butuh lama untuk beradaptasi dengan rutin ikut meronda dan berkumpul bareng bapak-bapak lainnya di komplek. “Nyaman banget sih awalnya, tetangga juga pada baik,” katanya. Syukur deh.
Seiring berjalannya waktu, Komar setiap pulang kerja sering mengaku tidak bisa tidur dan pergi keluar rumah sambil bawa motor. Alasannya mau ikut meronda sambil mau membeli nasi goreng untuk dimakan bersama bapak-bapak di poskamling. Hingga suatu hari, ada bapak-bapak tetangga yang menegur dan bertanya kepada Enong, kenapa Kang Komar enggak pernah meronda lagi. “Saya jadi bingung. Kan setiap malem ngeronda terus,” tukasnya. Waduh, kemana tuh?
Karena penasaran, malam harinya saat Komar izin meronda, Enong mengintip dari jendela. Ternyata, Komar membawa tas berisi pakaian. Waktu itu, Komar hanya mengenakan sarung dan kaos oblong. “Saya makin penasaran, ngapain malem-malem ngeronda bawa tas,” ujarnya. Terus-terus?
Enong pun diam-diam memeriksa ponsel suaminya. Saat itulah, ia mulai menyadari kalau Komar sudah bermain api. Ia ternyata setiap malam sering menjemput selingkuhannya yang bekerja di tempat yang sama. “Jadi dia punya cewek lain,” sesalnya. Terus? “Ya kita langsung bertengkar hebat, sampai akhirnya saya ngajak pisah ranjang,” kesalnya.
Enong pun pulang ke rumah orangtua. Setelah sebulan lebih mereka akhirnya kembali bersama setelah Komar menyusul ke rumah orangtua Enong untuk meminta maaf. “Ya kita rujuk lagi deh,” tandasnya. Jangan suruh ronda lagi Mbak. (mg06/zai)