SERANG – Lebaran 2017 telah usai dan para pemudik sebagian besar sudah kembali dari kampung halamannya. Hingga 3 Juli 2017, Kantor Otoritas Pelabuhan Penyeberangan (OPP) Merak mencatat lebih banyak pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum.
Berdasarkan data terakhir Kantor OPP Merak Dirjen Perhubungan Darat pada Kementerian Perhubungan, sejak 15 Juni hingga 3 Juli (H-10 hingga H+7) Lebaran 2017 tercatat 265.106 kendaraan pemudik yang menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni.
Dari jumlah kendaraan pribadi tersebut, kendaraan roda dua sebanyak 99.834 unit dan roda empat 165.272 unit. Sementara, pemudik yang berjalan kaki atau menggunakan angkutan umum sebanyak 221.187 orang.
Menurut Kepala Kantor OPP Merak Harno Trimadi, sejak H-10 Lebaran para pemudik sudah mulai mendatangi Pelabuhan Merak untuk menyeberang ke Pulau Sumatera. “Jumlah kendaraan pribadi lebih banyak dibandingkan jumlah pemudik yang menggunakan angkutan umum. Data ini belum ditambah pada hari Lebaran dan H+1. Data hari lebaran (H) dan HH kami tidak masukan dalam arus mudik maupun arus balik. Kami kelompokan menjadi arus liburan,” kata Harno kepada Radar Banten, Selasa (4/7).
Dalam catatan Kantor OPP Merak, jumlah pemudik dari Merak menuju Bakauheni tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Penumpang pejalan kaki dari Merak-Bakauheni tahun ini tercatat sebanyak 221.187 orang, sementara tahun lalu hanya 217.220 orang. Begitu juga dengan jumlah kendaraan roda dua, tahun ini sebanyak 99.834 unit sementara tahun lalu hanya 94.984 orang. Total kendaraan roda dua dan roda empat tahun ini mencapai 265.106 unit, sedangkan tahun lalu hanya 244.129 unit.
Harno mengungkapkan, selama angkutan penyeberangan Lebaran 2017 berlangsung, jumlah pengguna jasa penyeberangan arus mudik dan arus balik berbeda. Saat arus balik hingga H+7 (3 Juli 2017), jumlah pemudik pejalan kaki dari Bakauheni-Merak hanya 186.584 orang. Begitu juga dengan kendaraan roda dua yang menyeberang hanya 81.703 unit.
Total kendaraan roda dua dan roda empat pemudik yang melakukan arus balik dari Bakauheni ke Merak hanya 229.279 unit. “Berdasarkan data arus mudik dan arus balik, pemudik yang sebelumnya menyeberang dari Merak ke Bakauheni masih banyak yang belum kembali hingga H+7 Lebaran,” ungkapnya.
Untuk 25-26 Juni, lanjut Harno, tercatat ada 100 trip penyeberangan dari Merak ke Bakauheni pada hari Lebaran dengan jumlah penumpang pejalan kaki sebanyak 30.402 orang, kendaraan roda dua 1.751 unit dan roda empat 5.995 unit. Sementara, pada 26 Juni tercatat ada 114 trip penyeberangan dari Merak ke Bakauheni, penumpang pejalan kaki 44.479 orang, 3.479 unit roda dua dan 8.854 unit roda empat.
Harno menambahkan, angkutan penyeberangan Lebaran 2017 tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Selain karena Dermaga VI Merak mulai dioperasikan, kerja sama semua pihak juga terlaksana dengan baik terutama antara pusat, daerah, TNI, Polri, dan instansi terkait lainnya.
Kendati demikian, ia menyarankan kepada masyarakat agar memilih waktu mudik pada siang hari karena kapasitas yang disediakan pada siang hari cenderung belum dimanfaatkan oleh pemudik. Selain itu, kesigapan petugas pelayaran pada waktu bongkar muat harus ditingkatkan agar port time 45 menit dapat dilaksanakan dengan baik. Pengaturan kendaraan di dalam pelabuhan juga harus ditingkatkan dengan pemasangan rambu petunjuk arah. Marka penunjuk lajur maupun pembatas kendaraan di setiap dermaga dan penerapan tiket berjadwal dapat dilaksanakan secara penuh. Dengan demikian, pengaturan di pelabuhan lebih mudah dan tidak ada antrean yang panjang di luar pelabuhan. “Kami berharap tahun depan akan lebih baik lagi sehingga pemudik selamat dan nyaman di jalan baik saat arus mudik maupun arus balik,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dishub Banten Revri Aroes menuturkan, pelaksanaan angkutan Lebaran 2017 telah berjalan lancar hingga H+7 Lebaran. Pihaknya pun sedang menyelesaikan laporan untuk disampaikan ke Gubernur. “Alhamdulillah lancar, para pemudik yang menyeberang dari Merak ke Bakauheni memang masih didominasi kendaraan pribadi. Pemudik yang menggunakan angkutan umum memanfaatkan kendaraan umum dan kereta api dari Jakarta hingga Stasiun Merak,” katanya.
Sementara itu, Humas PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Merak Mario Sardadi Oetomo mengatakan, pihaknya bakal menjadikan catatan keterlambatan bongkar muat pada arus mudik 2017. “Ini kami jadikan catatan bersama untuk dievaluasi, nanti siapa saja yang terlambat bongkar muat silahkan dievaluasi. Termasuk jika kapal kami terlambat juga silahkan evaluasi kapal kami,” katanya.
Menurut Mario, keterlambatan kapal terjadi lantaran dilema harus mengurai kendaraan yang menumpuk di Pelabuhan. Namun, tetap tidak boleh melebihi waktu 45 menit. “Kami dilema apakah harus mempercepat bongkar muat dan berangkat 45 menit, sedangkan kami juga diminta untuk mengurai kepadatan,” ujarnya.
Terkait keterlambatan petugas pengambil tiket, lanjut Mario, pihaknya juga menginginkan hal tersebut tidak terjadi kembali di arus mudik mendatang. “Keterlambatan terjadi karena petugas yang mengambil tiket kekurangan. Ke dapan, para pengelola kapal kami minta untuk mengomunikasikan jika ada kekurangan petugas agar bisa dibantu oleh pihak ASDP atau pun OPP,” pungkasnya.
Pantauan Radar Banten di Dermaga I Pelabuhan Merak kendaraan yang turun dari kapal terbilang normal dan tidak terlalu padat. Kondisi tersebut juga terjadi pada dermaga lainnya. (Deni S-Alwan/RBG)