radarbanten.co.id
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper
No Result
View All Result
radarbanten.co.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama Umum

Apa Kata Juri WAMSB Soal Gita Surosowan Banten?

Aas Arbi by Aas Arbi
26-08-2015 16:49:54
in Umum
Apa Kata Juri WAMSB Soal Gita Surosowan Banten?
Share on FacebookShare on TwitterShare On Whatsapp
BOGOR – Gita Surosowan Banten (GSB) Drum and Bugle Corps mendelegasikan tiga pelatih mereka untuk mengikuti ‘World Assosiation Marching Show Band (WAMSB, baca wamsbi) Coaching Clinic’. Pelatihan juri yang menjadi rangkaian acara South East Asia Marching Band Championship (SEAMBC) 2015 ini, digelar di Balai Kota Bogor, Jawa Barat.

Diungkapkan salah seorang juri WAMSB perwakilan Indonesia yang juga translater Coaching Clinic, Adi Yunimon Noer, WAMSB sendiri adalah sistem penjurian dalam sebuah kejuaraan marching band internasional. Coaching Clinic ini bertujuan mengajarkan peserta, bagaimana cara menjadi juri yang baik.

“Pembicara kita hari ini adalah Al Coche dari New York, USA. Dia memberikan materi kepada peserta soal apa yang dibutuhkan agar bisa menjadi juri yang kompeten dan profesional. Bagaimana kita mengetahui kualitas band yang mengikuti kejuaraan dan apa saja kategori penilaian dalam kejuaraan marching band. Yaa…hal-hal semacam itu lah,” kata dia ditemui radarbanten.com, Rabu (26/8/2015).

Diminta komentarnya soal keikutsertaan peserta dari Banten, pria yang akrab disapa Nimon ini mengaku melihat Banten sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang sangat kooperatif dan mendukung marching band. “Saya dan teman-teman berharap, GSB bisa berbagi ilmu dengan grup-grup lain di Indonesia. Pemerintah Daerah Banten juga bisa menularkan semangat dan dukungan positifnya bagi marching band, kepada provinsi-provinsi lain di Indonesia supaya marching band se-Nusantara bisa maju dan menjadi hebat,” ucap pria yang termasuk dalam lima juri se-Indonesia yang bersertifikat WAMSB ini.

Nimon juga menyinggung perihal keikutsertaan GSB mewakili Indonesia dalam Drum Corps Internasional (DCI) di Indianapolis, USA yang beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. “Masyarakat Banten harus bangga karena GSB menjadi grup pertama dan hingga kini satu-satunya yang mewakili Indonesia dalam kejuaraan internasional di kota pusat drum band dunia. Belum ada drum band di Indonesia yang bisa begitu,” bebernya.

Menanggapi tudingan bahwa seharusnya GSB menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat dan bukannya milik Pemerintah Daerah bila memang mewakili negara, Nimon berpendapat lain. “Tidak bisa begitu. Kita (Indonesia, red) tidak pernah menggelar kejuaraan untuk menentukan grup drum band terbaik se-Indonesia. Bila Indonesia mau melakukan itu, mungkin bisa kemudian dianggarkan oleh Pemerintah Pusat. Tapi sampai sekarang masih harus mengandalkan dukungan Pemerintah Daerah masing-masing. Makanya kalau mau ya kita dorong sama-sama,” jelas Nimon. (rbc)

BOGOR – Gita Surosowan Banten (GSB) Drum and Bugle Corps mendelegasikan tiga pelatih mereka untuk mengikuti ‘World Assosiation Marching Show Band (WAMSB, baca wamsbi) Coaching Clinic’. Pelatihan juri yang menjadi rangkaian acara South East Asia Marching Band Championship (SEAMBC) 2015 ini, digelar di Balai Kota Bogor, Jawa Barat.

Diungkapkan salah seorang juri WAMSB perwakilan Indonesia yang juga translater Coaching Clinic, Adi Yunimon Noer, WAMSB sendiri adalah sistem penjurian dalam sebuah kejuaraan marching band internasional. Coaching Clinic ini bertujuan mengajarkan peserta, bagaimana cara menjadi juri yang baik.

“Pembicara kita hari ini adalah Al Coche dari New York, USA. Dia memberikan materi kepada peserta soal apa yang dibutuhkan agar bisa menjadi juri yang kompeten dan profesional. Bagaimana kita mengetahui kualitas band yang mengikuti kejuaraan dan apa saja kategori penilaian dalam kejuaraan marching band. Yaa…hal-hal semacam itu lah,” kata dia ditemui radarbanten.com, Rabu (26/8/2015).

Diminta komentarnya soal keikutsertaan peserta dari Banten, pria yang akrab disapa Nimon ini mengaku melihat Banten sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang sangat kooperatif dan mendukung marching band. “Saya dan teman-teman berharap, GSB bisa berbagi ilmu dengan grup-grup lain di Indonesia. Pemerintah Daerah Banten juga bisa menularkan semangat dan dukungan positifnya bagi marching band, kepada provinsi-provinsi lain di Indonesia supaya marching band se-Nusantara bisa maju dan menjadi hebat,” ucap pria yang termasuk dalam lima juri se-Indonesia yang bersertifikat WAMSB ini.

Nimon juga menyinggung perihal keikutsertaan GSB mewakili Indonesia dalam Drum Corps Internasional (DCI) di Indianapolis, USA yang beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. “Masyarakat Banten harus bangga karena GSB menjadi grup pertama dan hingga kini satu-satunya yang mewakili Indonesia dalam kejuaraan internasional di kota pusat drum band dunia. Belum ada drum band di Indonesia yang bisa begitu,” bebernya.

Menanggapi tudingan bahwa seharusnya GSB menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat dan bukannya milik Pemerintah Daerah bila memang mewakili negara, Nimon berpendapat lain. “Tidak bisa begitu. Kita (Indonesia, red) tidak pernah menggelar kejuaraan untuk menentukan grup drum band terbaik se-Indonesia. Bila Indonesia mau melakukan itu, mungkin bisa kemudian dianggarkan oleh Pemerintah Pusat. Tapi sampai sekarang masih harus mengandalkan dukungan Pemerintah Daerah masing-masing. Makanya kalau mau ya kita dorong sama-sama,” jelas Nimon. (rbc)

BOGOR – Gita Surosowan Banten (GSB) Drum and Bugle Corps mendelegasikan tiga pelatih mereka untuk mengikuti ‘World Assosiation Marching Show Band (WAMSB, baca wamsbi) Coaching Clinic’. Pelatihan juri yang menjadi rangkaian acara South East Asia Marching Band Championship (SEAMBC) 2015 ini, digelar di Balai Kota Bogor, Jawa Barat.

Diungkapkan salah seorang juri WAMSB perwakilan Indonesia yang juga translater Coaching Clinic, Adi Yunimon Noer, WAMSB sendiri adalah sistem penjurian dalam sebuah kejuaraan marching band internasional. Coaching Clinic ini bertujuan mengajarkan peserta, bagaimana cara menjadi juri yang baik.

“Pembicara kita hari ini adalah Al Coche dari New York, USA. Dia memberikan materi kepada peserta soal apa yang dibutuhkan agar bisa menjadi juri yang kompeten dan profesional. Bagaimana kita mengetahui kualitas band yang mengikuti kejuaraan dan apa saja kategori penilaian dalam kejuaraan marching band. Yaa…hal-hal semacam itu lah,” kata dia ditemui radarbanten.com, Rabu (26/8/2015).

Diminta komentarnya soal keikutsertaan peserta dari Banten, pria yang akrab disapa Nimon ini mengaku melihat Banten sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang sangat kooperatif dan mendukung marching band. “Saya dan teman-teman berharap, GSB bisa berbagi ilmu dengan grup-grup lain di Indonesia. Pemerintah Daerah Banten juga bisa menularkan semangat dan dukungan positifnya bagi marching band, kepada provinsi-provinsi lain di Indonesia supaya marching band se-Nusantara bisa maju dan menjadi hebat,” ucap pria yang termasuk dalam lima juri se-Indonesia yang bersertifikat WAMSB ini.

Nimon juga menyinggung perihal keikutsertaan GSB mewakili Indonesia dalam Drum Corps Internasional (DCI) di Indianapolis, USA yang beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. “Masyarakat Banten harus bangga karena GSB menjadi grup pertama dan hingga kini satu-satunya yang mewakili Indonesia dalam kejuaraan internasional di kota pusat drum band dunia. Belum ada drum band di Indonesia yang bisa begitu,” bebernya.

Menanggapi tudingan bahwa seharusnya GSB menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat dan bukannya milik Pemerintah Daerah bila memang mewakili negara, Nimon berpendapat lain. “Tidak bisa begitu. Kita (Indonesia, red) tidak pernah menggelar kejuaraan untuk menentukan grup drum band terbaik se-Indonesia. Bila Indonesia mau melakukan itu, mungkin bisa kemudian dianggarkan oleh Pemerintah Pusat. Tapi sampai sekarang masih harus mengandalkan dukungan Pemerintah Daerah masing-masing. Makanya kalau mau ya kita dorong sama-sama,” jelas Nimon. (rbc)

BOGOR – Gita Surosowan Banten (GSB) Drum and Bugle Corps mendelegasikan tiga pelatih mereka untuk mengikuti ‘World Assosiation Marching Show Band (WAMSB, baca wamsbi) Coaching Clinic’. Pelatihan juri yang menjadi rangkaian acara South East Asia Marching Band Championship (SEAMBC) 2015 ini, digelar di Balai Kota Bogor, Jawa Barat.

Diungkapkan salah seorang juri WAMSB perwakilan Indonesia yang juga translater Coaching Clinic, Adi Yunimon Noer, WAMSB sendiri adalah sistem penjurian dalam sebuah kejuaraan marching band internasional. Coaching Clinic ini bertujuan mengajarkan peserta, bagaimana cara menjadi juri yang baik.

“Pembicara kita hari ini adalah Al Coche dari New York, USA. Dia memberikan materi kepada peserta soal apa yang dibutuhkan agar bisa menjadi juri yang kompeten dan profesional. Bagaimana kita mengetahui kualitas band yang mengikuti kejuaraan dan apa saja kategori penilaian dalam kejuaraan marching band. Yaa…hal-hal semacam itu lah,” kata dia ditemui radarbanten.com, Rabu (26/8/2015).

Diminta komentarnya soal keikutsertaan peserta dari Banten, pria yang akrab disapa Nimon ini mengaku melihat Banten sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang sangat kooperatif dan mendukung marching band. “Saya dan teman-teman berharap, GSB bisa berbagi ilmu dengan grup-grup lain di Indonesia. Pemerintah Daerah Banten juga bisa menularkan semangat dan dukungan positifnya bagi marching band, kepada provinsi-provinsi lain di Indonesia supaya marching band se-Nusantara bisa maju dan menjadi hebat,” ucap pria yang termasuk dalam lima juri se-Indonesia yang bersertifikat WAMSB ini.

Nimon juga menyinggung perihal keikutsertaan GSB mewakili Indonesia dalam Drum Corps Internasional (DCI) di Indianapolis, USA yang beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. “Masyarakat Banten harus bangga karena GSB menjadi grup pertama dan hingga kini satu-satunya yang mewakili Indonesia dalam kejuaraan internasional di kota pusat drum band dunia. Belum ada drum band di Indonesia yang bisa begitu,” bebernya.

Menanggapi tudingan bahwa seharusnya GSB menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat dan bukannya milik Pemerintah Daerah bila memang mewakili negara, Nimon berpendapat lain. “Tidak bisa begitu. Kita (Indonesia, red) tidak pernah menggelar kejuaraan untuk menentukan grup drum band terbaik se-Indonesia. Bila Indonesia mau melakukan itu, mungkin bisa kemudian dianggarkan oleh Pemerintah Pusat. Tapi sampai sekarang masih harus mengandalkan dukungan Pemerintah Daerah masing-masing. Makanya kalau mau ya kita dorong sama-sama,” jelas Nimon. (rbc)

Baca Juga :

CATATAN REDAKSI : 23 Tahun untuk Terus Berkarya

BPJS Ketenagakerjaan Serang Raya Serahkan Santunan Ratusan Juta Rupiah kepada Dua Ahli Waris

Jamaah Haji Termuda Kloter 37 Asal Pandeglang Berusia 19 Tahun

Rayakan Hari Waisak, Umat Buddha Kota Serang Diingatkan 3 Sejarah Penting ini

BOGOR – Gita Surosowan Banten (GSB) Drum and Bugle Corps mendelegasikan tiga pelatih mereka untuk mengikuti ‘World Assosiation Marching Show Band (WAMSB, baca wamsbi) Coaching Clinic’. Pelatihan juri yang menjadi rangkaian acara South East Asia Marching Band Championship (SEAMBC) 2015 ini, digelar di Balai Kota Bogor, Jawa Barat.

Diungkapkan salah seorang juri WAMSB perwakilan Indonesia yang juga translater Coaching Clinic, Adi Yunimon Noer, WAMSB sendiri adalah sistem penjurian dalam sebuah kejuaraan marching band internasional. Coaching Clinic ini bertujuan mengajarkan peserta, bagaimana cara menjadi juri yang baik.

“Pembicara kita hari ini adalah Al Coche dari New York, USA. Dia memberikan materi kepada peserta soal apa yang dibutuhkan agar bisa menjadi juri yang kompeten dan profesional. Bagaimana kita mengetahui kualitas band yang mengikuti kejuaraan dan apa saja kategori penilaian dalam kejuaraan marching band. Yaa…hal-hal semacam itu lah,” kata dia ditemui radarbanten.com, Rabu (26/8/2015).

Diminta komentarnya soal keikutsertaan peserta dari Banten, pria yang akrab disapa Nimon ini mengaku melihat Banten sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang sangat kooperatif dan mendukung marching band. “Saya dan teman-teman berharap, GSB bisa berbagi ilmu dengan grup-grup lain di Indonesia. Pemerintah Daerah Banten juga bisa menularkan semangat dan dukungan positifnya bagi marching band, kepada provinsi-provinsi lain di Indonesia supaya marching band se-Nusantara bisa maju dan menjadi hebat,” ucap pria yang termasuk dalam lima juri se-Indonesia yang bersertifikat WAMSB ini.

Nimon juga menyinggung perihal keikutsertaan GSB mewakili Indonesia dalam Drum Corps Internasional (DCI) di Indianapolis, USA yang beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. “Masyarakat Banten harus bangga karena GSB menjadi grup pertama dan hingga kini satu-satunya yang mewakili Indonesia dalam kejuaraan internasional di kota pusat drum band dunia. Belum ada drum band di Indonesia yang bisa begitu,” bebernya.

Menanggapi tudingan bahwa seharusnya GSB menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat dan bukannya milik Pemerintah Daerah bila memang mewakili negara, Nimon berpendapat lain. “Tidak bisa begitu. Kita (Indonesia, red) tidak pernah menggelar kejuaraan untuk menentukan grup drum band terbaik se-Indonesia. Bila Indonesia mau melakukan itu, mungkin bisa kemudian dianggarkan oleh Pemerintah Pusat. Tapi sampai sekarang masih harus mengandalkan dukungan Pemerintah Daerah masing-masing. Makanya kalau mau ya kita dorong sama-sama,” jelas Nimon. (rbc)

BOGOR – Gita Surosowan Banten (GSB) Drum and Bugle Corps mendelegasikan tiga pelatih mereka untuk mengikuti ‘World Assosiation Marching Show Band (WAMSB, baca wamsbi) Coaching Clinic’. Pelatihan juri yang menjadi rangkaian acara South East Asia Marching Band Championship (SEAMBC) 2015 ini, digelar di Balai Kota Bogor, Jawa Barat.

Diungkapkan salah seorang juri WAMSB perwakilan Indonesia yang juga translater Coaching Clinic, Adi Yunimon Noer, WAMSB sendiri adalah sistem penjurian dalam sebuah kejuaraan marching band internasional. Coaching Clinic ini bertujuan mengajarkan peserta, bagaimana cara menjadi juri yang baik.

“Pembicara kita hari ini adalah Al Coche dari New York, USA. Dia memberikan materi kepada peserta soal apa yang dibutuhkan agar bisa menjadi juri yang kompeten dan profesional. Bagaimana kita mengetahui kualitas band yang mengikuti kejuaraan dan apa saja kategori penilaian dalam kejuaraan marching band. Yaa…hal-hal semacam itu lah,” kata dia ditemui radarbanten.com, Rabu (26/8/2015).

Diminta komentarnya soal keikutsertaan peserta dari Banten, pria yang akrab disapa Nimon ini mengaku melihat Banten sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang sangat kooperatif dan mendukung marching band. “Saya dan teman-teman berharap, GSB bisa berbagi ilmu dengan grup-grup lain di Indonesia. Pemerintah Daerah Banten juga bisa menularkan semangat dan dukungan positifnya bagi marching band, kepada provinsi-provinsi lain di Indonesia supaya marching band se-Nusantara bisa maju dan menjadi hebat,” ucap pria yang termasuk dalam lima juri se-Indonesia yang bersertifikat WAMSB ini.

Nimon juga menyinggung perihal keikutsertaan GSB mewakili Indonesia dalam Drum Corps Internasional (DCI) di Indianapolis, USA yang beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. “Masyarakat Banten harus bangga karena GSB menjadi grup pertama dan hingga kini satu-satunya yang mewakili Indonesia dalam kejuaraan internasional di kota pusat drum band dunia. Belum ada drum band di Indonesia yang bisa begitu,” bebernya.

Menanggapi tudingan bahwa seharusnya GSB menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat dan bukannya milik Pemerintah Daerah bila memang mewakili negara, Nimon berpendapat lain. “Tidak bisa begitu. Kita (Indonesia, red) tidak pernah menggelar kejuaraan untuk menentukan grup drum band terbaik se-Indonesia. Bila Indonesia mau melakukan itu, mungkin bisa kemudian dianggarkan oleh Pemerintah Pusat. Tapi sampai sekarang masih harus mengandalkan dukungan Pemerintah Daerah masing-masing. Makanya kalau mau ya kita dorong sama-sama,” jelas Nimon. (rbc)

BOGOR – Gita Surosowan Banten (GSB) Drum and Bugle Corps mendelegasikan tiga pelatih mereka untuk mengikuti ‘World Assosiation Marching Show Band (WAMSB, baca wamsbi) Coaching Clinic’. Pelatihan juri yang menjadi rangkaian acara South East Asia Marching Band Championship (SEAMBC) 2015 ini, digelar di Balai Kota Bogor, Jawa Barat.

Diungkapkan salah seorang juri WAMSB perwakilan Indonesia yang juga translater Coaching Clinic, Adi Yunimon Noer, WAMSB sendiri adalah sistem penjurian dalam sebuah kejuaraan marching band internasional. Coaching Clinic ini bertujuan mengajarkan peserta, bagaimana cara menjadi juri yang baik.

“Pembicara kita hari ini adalah Al Coche dari New York, USA. Dia memberikan materi kepada peserta soal apa yang dibutuhkan agar bisa menjadi juri yang kompeten dan profesional. Bagaimana kita mengetahui kualitas band yang mengikuti kejuaraan dan apa saja kategori penilaian dalam kejuaraan marching band. Yaa…hal-hal semacam itu lah,” kata dia ditemui radarbanten.com, Rabu (26/8/2015).

Diminta komentarnya soal keikutsertaan peserta dari Banten, pria yang akrab disapa Nimon ini mengaku melihat Banten sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang sangat kooperatif dan mendukung marching band. “Saya dan teman-teman berharap, GSB bisa berbagi ilmu dengan grup-grup lain di Indonesia. Pemerintah Daerah Banten juga bisa menularkan semangat dan dukungan positifnya bagi marching band, kepada provinsi-provinsi lain di Indonesia supaya marching band se-Nusantara bisa maju dan menjadi hebat,” ucap pria yang termasuk dalam lima juri se-Indonesia yang bersertifikat WAMSB ini.

Nimon juga menyinggung perihal keikutsertaan GSB mewakili Indonesia dalam Drum Corps Internasional (DCI) di Indianapolis, USA yang beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. “Masyarakat Banten harus bangga karena GSB menjadi grup pertama dan hingga kini satu-satunya yang mewakili Indonesia dalam kejuaraan internasional di kota pusat drum band dunia. Belum ada drum band di Indonesia yang bisa begitu,” bebernya.

Menanggapi tudingan bahwa seharusnya GSB menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat dan bukannya milik Pemerintah Daerah bila memang mewakili negara, Nimon berpendapat lain. “Tidak bisa begitu. Kita (Indonesia, red) tidak pernah menggelar kejuaraan untuk menentukan grup drum band terbaik se-Indonesia. Bila Indonesia mau melakukan itu, mungkin bisa kemudian dianggarkan oleh Pemerintah Pusat. Tapi sampai sekarang masih harus mengandalkan dukungan Pemerintah Daerah masing-masing. Makanya kalau mau ya kita dorong sama-sama,” jelas Nimon. (rbc)

BOGOR – Gita Surosowan Banten (GSB) Drum and Bugle Corps mendelegasikan tiga pelatih mereka untuk mengikuti ‘World Assosiation Marching Show Band (WAMSB, baca wamsbi) Coaching Clinic’. Pelatihan juri yang menjadi rangkaian acara South East Asia Marching Band Championship (SEAMBC) 2015 ini, digelar di Balai Kota Bogor, Jawa Barat.

Diungkapkan salah seorang juri WAMSB perwakilan Indonesia yang juga translater Coaching Clinic, Adi Yunimon Noer, WAMSB sendiri adalah sistem penjurian dalam sebuah kejuaraan marching band internasional. Coaching Clinic ini bertujuan mengajarkan peserta, bagaimana cara menjadi juri yang baik.

“Pembicara kita hari ini adalah Al Coche dari New York, USA. Dia memberikan materi kepada peserta soal apa yang dibutuhkan agar bisa menjadi juri yang kompeten dan profesional. Bagaimana kita mengetahui kualitas band yang mengikuti kejuaraan dan apa saja kategori penilaian dalam kejuaraan marching band. Yaa…hal-hal semacam itu lah,” kata dia ditemui radarbanten.com, Rabu (26/8/2015).

Diminta komentarnya soal keikutsertaan peserta dari Banten, pria yang akrab disapa Nimon ini mengaku melihat Banten sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang sangat kooperatif dan mendukung marching band. “Saya dan teman-teman berharap, GSB bisa berbagi ilmu dengan grup-grup lain di Indonesia. Pemerintah Daerah Banten juga bisa menularkan semangat dan dukungan positifnya bagi marching band, kepada provinsi-provinsi lain di Indonesia supaya marching band se-Nusantara bisa maju dan menjadi hebat,” ucap pria yang termasuk dalam lima juri se-Indonesia yang bersertifikat WAMSB ini.

Nimon juga menyinggung perihal keikutsertaan GSB mewakili Indonesia dalam Drum Corps Internasional (DCI) di Indianapolis, USA yang beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. “Masyarakat Banten harus bangga karena GSB menjadi grup pertama dan hingga kini satu-satunya yang mewakili Indonesia dalam kejuaraan internasional di kota pusat drum band dunia. Belum ada drum band di Indonesia yang bisa begitu,” bebernya.

Menanggapi tudingan bahwa seharusnya GSB menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat dan bukannya milik Pemerintah Daerah bila memang mewakili negara, Nimon berpendapat lain. “Tidak bisa begitu. Kita (Indonesia, red) tidak pernah menggelar kejuaraan untuk menentukan grup drum band terbaik se-Indonesia. Bila Indonesia mau melakukan itu, mungkin bisa kemudian dianggarkan oleh Pemerintah Pusat. Tapi sampai sekarang masih harus mengandalkan dukungan Pemerintah Daerah masing-masing. Makanya kalau mau ya kita dorong sama-sama,” jelas Nimon. (rbc)

Previous Post

Sudarmana-Marfi Nomor 1, Iman-Edi Nomor 2

Next Post

Vivi Sumantri Ajak Para Ibu-ibu Jaga Keutuhan NKRI

Related Posts

CATATAN REDAKSI : 23 Tahun untuk Terus Berkarya
Utama

CATATAN REDAKSI : 23 Tahun untuk Terus Berkarya

by AdityaRamadhan
Senin, 5 Juni 2023 05:38

Dunia saat ini menuntut serba digital. Penyebaran informasi pun tak hanya melalui media mainstream. Perkembangan teknologi melalui dunia digital seiring...

Read more

BPJS Ketenagakerjaan Serang Raya Serahkan Santunan Ratusan Juta Rupiah kepada Dua Ahli Waris

Jamaah Haji Termuda Kloter 37 Asal Pandeglang Berusia 19 Tahun

Rayakan Hari Waisak, Umat Buddha Kota Serang Diingatkan 3 Sejarah Penting ini

Honorer Minta Diangkat ASN, Ini Jawaban Kepala Satpol PP Serang

Kejaksaan Pandeglang Selamatkan Uang Negara Rp700 Juta

Pendamping Desa di Kabupaten Serang Terdaftar sebagai Peserta BPJS Ketenagakerjaan

Bupati Tatu Harapkan Radar Banten Terus Mengawal Kemajuan Daerah

Bupati Zaki Sebut Radar Banten Berkontribusi Positif

23 Tahun Radar Banten, Walikota Arief Berharap Bisa Jadi Kebanggaan Banten

Next Post
Vivi Sumantri Ajak Para Ibu-ibu Jaga Keutuhan NKRI

Vivi Sumantri Ajak Para Ibu-ibu Jaga Keutuhan NKRI

Nomor Urut Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Cilegon

Remaja Banten Tinggalkan Busana Lokal

Remaja Banten Tinggalkan Busana Lokal

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

BERITA TERPOPULER

Dibawa Kabur Karyawan, Siswi SD Cantik Ditemukan di Lebak

Dibawa Kabur Karyawan, Siswi SD Cantik Ditemukan di Lebak

Minggu, 4 Juni 2023 15:38
Anak Petinggi Sebuah Ormas Diduga Perkosa Gadis di Bawah Umur di Pandeglang

Anak Petinggi Sebuah Ormas Diduga Perkosa Gadis di Bawah Umur di Pandeglang

Rabu, 31 Mei 2023 16:55
Gudang Kopi Kemasan di Kawidaran Cikupa Tangerang Terbakar

Gudang Kopi Kemasan di Kawidaran Cikupa Tangerang Terbakar

Minggu, 4 Juni 2023 17:28
Bayar Netflix Pakai OVO, Ini Dia Caranya Biar Nonton Filmnya Anteng

Bayar Netflix Pakai OVO, Ini Dia Caranya Biar Nonton Filmnya Anteng

Selasa, 28 Februari 2023 09:54
Harga Tiket Konser Dewa 19 di Taman Kopassus Kota Serang, Mulai Dari Rp200 Ribuan

Harga Tiket Konser Dewa 19 di Taman Kopassus Kota Serang, Mulai Dari Rp200 Ribuan

Rabu, 3 Mei 2023 11:12
Sebelum Hadiri Tabligh Akbar, UAS Sowan ke Abuya Muhtadi dan Berziarah

Sebelum Hadiri Tabligh Akbar, UAS Sowan ke Abuya Muhtadi dan Berziarah

Minggu, 4 Juni 2023 09:59

Ikuti Kami

Facebook Instagram Twitter Youtube

Kanal

News

Redaksi

Peluang Usaha

Viral

Inspirasi

Love Story

Olahraga

News Video

Serba Serbi

E-Paper

Tekno

Pedoman Pemberitaan

Indeks

Tutorial

Pilihan Editor

CATATAN REDAKSI : 23 Tahun untuk Terus Berkarya

CATATAN REDAKSI : 23 Tahun untuk Terus Berkarya

by AdityaRamadhan
Senin, 5 Juni 2023 05:38

Dunia saat ini menuntut serba digital. Penyebaran informasi pun tak hanya melalui media mainstream. Perkembangan teknologi melalui dunia digital seiring...

BPJS Ketenagakerjaan Serang Raya Serahkan Santunan Ratusan Juta Rupiah kepada Dua Ahli Waris

BPJS Ketenagakerjaan Serang Raya Serahkan Santunan Ratusan Juta Rupiah kepada Dua Ahli Waris

by Aas Arbi
Minggu, 4 Juni 2023 21:20

SERANG, RADARBANTEN.CO.ID - BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Cabang Serang Raya menyerahkan santunan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) kepada...

Copyright@2021


istanbul escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
esenyurt escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
marmaris escort
izmit escort
bodrum escort
antalya escort
antalya escort bayan

Radar Banten, All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Kesehatan
  • Style
  • Kuliner
  • Travel
  • Khasanah
  • E-Paper

© 2021 radarbanten.co.id.