SERANG – Petugas medis sebagai garda terdepan dalam mendeteksi masyarakat yang terindikasi terpapar virus corona (Covid-19) rentan terjangkit virus tersebut. Petugas medis di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di sejumlah daerah mengeluhkan ketersediaan alat perlindungan diri (APD) yang minim. Padahal, tugas mereka mengecek kondisi status orang dalam pemantauan (ODP).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Agus Sukmayadi mengakui bahwa APD di puskesmas masih sangat terbatas. Saat ini, petugas medis di puskesmas masih mengenakan APD yang belum memenuhi standar. “APD masih menggunakan jas hujan, kemudian masker juga masih menggunakan masker bedah, bukan masker standar infeksius,” katanya kepada Radar Banten, Senin (23/3).
Agus mengatakan, hal itu lantaran belum tersedianya anggaran untuk pengadaan APD untuk puskesmas. Pihaknya mengaku sudah mengajukan anggaran Rp3 miliar untuk pengadaan APD di puskesmas. “Kita sudah ajukan ke TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah-red) Rp3 miliar untuk 31 puskesmas,” ujarnya.
Diutarakan Agus, petugas medis di puskesmas bertugas melakukan pemantauan terhadap ODP. Kemudian, menjemput pasien dari rumah ke rumah sakit dan mengantarkan dari rumah sakit ke rumah.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Pabuaran, Kabupaten Serang, Siti Lolo Sundarimani mengatakan, membeli APD dengan menggunakan anggaran puskesmas. “Kita masih menggunakan jas hujan, itu pun kita pakai berkali-kali, setelah kita gunakan, kita cuci menggunakan Bayclean,” katanya.
Lolo mengatakan, belum ada kucuran anggaran dari pemerintah daerah untuk pengadaan APD di puskesmas. “Yang susah itu helmnya, kita masih pakai helm apa adanya, soalnya kalau kita benar-benar beli APD anggarannya dari mana,” ujarnya.
Dikatakan Lolo, terkadang juga harus rela merogoh uang pribadi untuk membeli sejumlah peralatan. “Kadang kita beli sendiri untuk pengadaan hand sanitizer,” ucapnya.
Meski demikian, pihaknya mengaku terus melakukan pemantauan terhadap warga yang masuk dalam kategori ODP. Meskipun tugas yang dijalankan penuh dengan risiko. “Kita kan garda terdepan, doakan saja semoga kita selalu diberi perlindungan,” ucapnya.
PEMDA FOKUS PENGADAAN
Pemenuhan APD bagi petugas kesehatan di 16 puskesmas wilayah Kota Serang turut menjadi perhatian Dinas Kesehatan. Kepala Dinkes Kota Serang M Ikbal mengaku, mengandalkan pergeseran anggaran Rp20 miliar yang direalisasikan dalam waktu dekat. “APD kita baik di puskesmas dan petugas kesehatan di RSUD belum ada. APD sederhana seperti jas hujan. Itu tidak berstandar,” ujarnya, kemarin.
Kata Ikbal, alokasi APD yang telah dibahas berkisar Rp1 miliar untuk kebutuhan petugas kesehatan di lingkungan Pemkot Serang. “Kita siapkan di Rp1 miliar. Kalau sekarang APD yang digunakan petugas hasil inovasi dan kreativitas sendiri,” terangnya.
Sementara, pemda di wilayah Tangerang Raya juga konsen untuk pengadaan APD. Mereka fokus menyediakan APD yang belum mencukupi. “Pergeseran anggaran difokuskan membeli alat pelindung diri untuk tenaga medis. Meliputi pakaian khusus, masker, obat-obatan, cairan hand sanitizer, disinfektan, hingga spraynya. Selain itu, ada juga keperluan lain seperti alat pengukur suhu, pengukuran cepat corona dan closed circuit television (CCTV) untuk memantau pasien,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Deden Deni.
Dihubungi terpisah, Sekda Kota Tangerang Herman Suwarman mengatakan, telah menyiapkan anggaran Rp8 miliar untuk penanganan corona secara keseluruhan di Kota Tangerang. “Porsinya akan lebih banyak dialokasikan untuk APD seperti masker, pakaian, dan peralatan medis lain yang menunjang tenaga medis dalam penanganan corona,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Walikota Tangerang Arief R Wismansyah. Kata Arief, Kota Tangerang juga mengalami kekurangan APD untuk penanganan Covid-19. Sejumlah APD yang mengalami kekurangan di antaranya pakaian khusus (baju APD-red), masker, dan perlengkapan APD lain. “Masyarakat juga banyak mengeluh kekurangan masker di apotek-apotek. Namun, teman-teman Polres juga terus melakukan operasi bukan hanya APD, tapi juga bahan pokok untuk mencegah penimbunan,” katanya kepada awak media, Senin (23/3).
Kepala Humas Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Tangerang Muhamad Rifki juga mengaku mengalami keterbatasan APD bagi tenaga medis. Terbatas yang dia maksud, untuk persiapan penanganan jika ada lonjakan pasien untuk bulan depan dan berikutnya. “Untuk saat ini masih aman, meskipun terbatas,” akunya, Senin (23/3).
Untuk mengantisipasi keterbatasan APD, Rifki menuturkan, sudah mengajukan pengadaan penambahan APD kepada Bupati Tangerang sejak 16 Maret 2020 mencapai Rp3 miliar lebih. Mulai dari logistik, 3.000 masker N951860 S, 3.000 masker bedah, dan kebutuhan lain untuk penanganan dan perawatan pasien terkait wabah Covid-19.
SUDAH TERSEDIA
Lain hal di Kabupaten Lebak. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak memastikan bahwa APD untuk tenaga medis sudah tersedia di puskesmas dan rumah sakit di Lebak. APD yang disediakan sesuai dengan standar World Health Organization (WHO).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Lebak Triatno Supiyono menyatakan, puskesmas dan rumah sakit sudah siap menerima pasien corona di Lebak karena pemerintah daerah sudah menyediakan APD yang berstandar internasional di masing-masing fasilitas kesehatan. “APD di puskesmas dan rumah sakit sudah ada. Petugas medis tinggal menggunakan APD untuk mencegah penyebaran virus corona,” kata Triatno kepada Radar Banten, kemarin.
Namun ia mengakui bahwa jumlah APD di fasilitas kesehatan terbatas. Oleh karena itu, Dinkes berencana akan mengalokasikan anggaran untuk penanganan wabah corona virus dari bantuan keuangan Provinsi Banten. “Mungkin kalau untuk keperluan dua bulan ke depan kita sedang menganggarkan melalui dana bantuan keuangan provinsi. Karena stok APD diperkirakan hanya cukup untuk dua bulan ke depan saja,” jelasnya. (jek-fdr-bam-tur-mg04-one-you/asp/air/ags)