ARISKA Putri Pertiwi (21), runner-up III Puteri Indonesia 2016, pergi ke Las Vegas, AS, untuk berlaga dalam Miss Grand International. Lebih spesifik dari kontes kecantikan yang lain, Miss Grand International memiliki misi menciptakan perdamaian dan menghentikan peperangan di dunia.
Tidak hanya cantik, para peserta juga harus memiliki beberapa sifat untuk bisa mendapatkan nilai tinggi saat penjurian. Misalnya, bersahabat, cerdas, berkepribadian baik, dan tentu saja memiliki misi yang sama dengan tujuan kontes yang memasuki penyelenggaraan kali keempat tersebut. Itu adalah keikutsertaan Indonesia yang kedua. Yang pertama adalah Novia Mamuaya, runner-up III Puteri Indonesia 2013.
Karantina Miss Grand International 2016 mulai berlangsung pada Sabtu (8/10) dan malam puncaknya dihelat pada Selasa (25/10) di West Gate Las Vegas Resort & Casino. Ariska yang sebelumnya mewakili Sumatera Utara pada ajang pemilihan Puteri Indonesia 2016 menyatakan siap bertarung melawan para putri dari 87 negara. Gadis yang akrab disapa Ika itu mengaku sudah bekerja keras untuk bisa membawa gelar pemenang.
“Mulai dari cara jalan, make-up sendiri, public speaking, dan nge-gym untuk menjaga bentuk tubuh,” kata Ika saat dijumpai di Graha Mustika Ratu, Jakarta Selatan, Rabu (5/10) malam.
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) itu tidak ingin setengah-setengah. Dia sampai diet karbohidrat, tidak makan nasi, untuk menurunkan berat badan.
Malam sebelum berangkat itu, Ika menunjukkan tiga buah busana dan satu kostum nasional. Sama seperti Felicia, kostum nasional Ika juga dibuat oleh Dynand Fariz, perancang di balik kesuksesan Jember Fashion Carnival (JFC). Kali ini Dynand terinspirasi busana pernikahan Lampung yang bertema Royal Sigokh. Dia membuat busana untuk Ika itu selama satu bulan. Beratnya 15 kilogram termasuk mahkota. “Targetnya menang satu gelar,” harap Ika. (jpg/alt/dwi)