TANGERANG – Pemkot Tangerang mewacanakan transportasi Autonomous Rail Rapid Transit (ART) atau kereta tanpa kabel dan rel di Kota Tangerang. Hal tersebut menindaklanjuti kunjungan PT Kereta Api Indonesia (KAI) ke Pemkot Tangerang.
Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, belum lama ini PT KAI mendatangi Pemkot Tangerang untuk menawarkan ART. ”Mereka akan berinvestasi kurang lebih Rp400 miliar untuk pengembangannya (ART-red),” katanya kepada Radar Banten, Selasa (9/4).
Arief mengungkapkan, untuk menerapkan transportasi yang telah dikembangkan di Cina ini, PT KAI bahkan sudah melakukan survei di Kota Tangerang untuk mempersiapkan rute ART. ”Lokasi yang disurvei di bantaran Kali Cisadane, dia (PT KAI) minta disiapkan rute dan sebagainya. Semoga ini bisa diimplementasikan,” ungkapnya.
Ia berharap, pembangunan ART itu bisa direalisasikan untuk menyiapkan moda transportasi massal untuk mengurai kemacetan di Kota Tangerang. ”Kita butuh dukungan masyarakat juga kalau di Kota Tangerang ada transportasi massal yang nyaman, masyarakat juga akan beralih,” ujarnya.
Menurut Arief, penanganan kemacetan di Kota Tangerang harus simultan dan tidak bisa parsial. ”Contohnya kita sudah adakan BRT satu koridor di 2017 dan satu koridor di 2018 tapi tidak menyelesaikan kemacetan, harusnya langsung semuanya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tangerang Said Edrawiyanto mengatakan, ART merupakan salah satu program angkutan massal yang akan dikembangkan di Kota Tangerang yang masuk dalam program manajemen lalu lintas untuk mengurangi kemacetan. ”ART akan dibuat untuk menghubungkan Transit Oriented Development (TOD) ke TOD. Salah satu TOD-nya di Pasar Anyer, nanti berbatasan dengan Lippo. Intinya akan menghubungkan daerah utara dan selatan, utaranya Bandara Soetta,” jelasnya.
Selain ART, Pemkot Tangerang juga berencana mengurangi trafic light dengan menggunakan simpang-simpang jalan dan manajemen lalu lintas. ”Nanti bisa penambahan personel, termasuk pembuatan enam koridor angkutan massal BRT (Bus Rapit Transit),” pungkasnya.
Diketahui ART merupakan kereta teknologi buatan Cina yang berjalan di atas rel virtual, dan dijalankan oleh mesin bertenaga baterai. Kereta ini memakai ban yang terbuat dari karet. Jalan yang akan dilewati akan dilukis garis putih dan ART mengikuti ke mana garis tersebut mengarah. Setiap pengisian baterai selama 10 menit bisa untuk jarak 25 kilometer. (one/asp/sub)