RADARBANTEN.CO.ID – Indonesia memiliki keberagaman budaya yang melimpah, salah satu budaya yang sering ditemui adalah budaya Sunda.
Budaya Sunda sangat memengaruhi adat berpakaian pengantin masyarakatnya. Biasanya ketika membicarakan adat Sunda, yang terbesit pertama kali adalah Siger Sunda.
Ternyata ada asal-usul mengenai pakaian dan siger adat Sunda. Selain itu adat Sunda juga merupakan salah satu suku yang memiliki ‘ritual’ pernikahan yang dianggap sakral.
Yang biasa kita lihat pakaian dan adat yang dipakai pengantin Sunda dan tersebar di media sosial ternyata adalah pakaian pernikahan adat Sunda Priangan.
Daerah Priangan ini mencakup wilayah Tasikmalaya, Bandung dan Cianjur. Pakaian dan adat daerah Priangan ini dipengaruhi oleh kerajaan Mataram.
Sunda Priangan dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu Sukapura, Sunda Putri dan Sunda Siger. Tetapi pakaian adat pernikahannya tidak jauh berbeda.
Nah, yang sering ditemukan dalam acara pernikahan adat Sunda pengantin wanitanya ada yang menggunakan Siger besar dan ada yang hanya terlihat menggunakan Kembang Goyang saja.
Pakaian Pengantin Pria
Dalam pakai pengantin pria Sukapura, mereka mengenakan kain dengan motif Sidamukti dan Bendo. Atasan yang dipakai menggunakan jas tutup pendek, di dalamnya tidak menggunakan kemeja.

Menanamkan Nilai-Nilai Budaya Daerah Jawa Barat.
Aslinya menggunakan jas berwarna hitam dengan pengikat pinggang dari kain beludru disulam benang emas. Perlengkapan lainnya adalah Kewer dipakai di kanan depan dan tempat Kris yang menyatu dengan sabuk Timang kemudian memakai sedal selop hitam.
Sedangkan pakaian pengantin pria dari Sunda Putri bedanya hanya dalam warna dan motif bendo yang selaras dengan kain pengantin wanita. Warna jas yang dipakai pengantin pria di Sunda Putri berwarna putih gading yang khas, juga menggunakan kris yang menyatu dengan sabuk.
Pakaian Pengantin Wanita
Pengantin wanita dengan adat Sunda identik dengan Siger yang diletakkan di kepala. Ukurannya tidak terlalu besar dan beratnya sekitar 1-2 kg lebih.
Antara pengantin wanita yang menggunakan jenis adat Sukapura dan Sunda Putri tidak jauh berbeda. Pemakaian Siger juga bersifat opsional.
Penggunaan Siger pengantin wanita memiliki makna lambang status yang sakral. Pada zaman dahulu hiasan kepala / siger hanya digunakan oleh Raja dan Ratu tanah Pasundan.
Menurut Giadi (2010), arti lain dari siger ini berarti sebuah kehormatan dan sikap bijaksana yang harus dijunjung tinggi.
Pelengkapan pakaian pengantin wanita Sunda Putri meliputi kebaya yang cukup panjang warna putih / hitam, kalung permata, gelang permata dan cincin permata.

Hiasan kepala Sunda Putri meliputi kembang goyang berjumlah 7, mahkota, mangle pasung 3 buah, turi wajit, panetep bunga 1 buah, kembang tanjung 6 buah, sanggul puspasari, mayang sari 2 untai, kalung coller, mangle susun 3 untai, kalung rantai panjang, 2 buah bros baju yang dipasang berurutan, kain rok lereng eneng / sidomukti, dan selop.
Yang membedakan pakaian pengantin wanita Sukapura dan Sunda Putri adalah pada pemakaian salah satu hiasan kepala dan warna kebaya.
Sunda Sukapura menggunakan siger yang biasa kita lihat, sedangkan Sunda Putri hanya menggunakan mahkota yang ukurannya terlihat lebih kecil.
Kebaya Sukapura identik dengan warna hijau dan menggunakan sabuk sebagai aksesorisnya, berbeda dengan Sunda Putri.
Untuk lebih jelasnya, simak gambar berikut!

Contoh Siger Sukapura dengan style pakaian pengantin yang sudah tersentuh gaya modern.

Asal Usul Siger Sunda dan Makna Pakaian Pengantin Sunda. Gambar: IG @askar_photography
Contoh Mahkota Sunda Putri yang dipakai oleh pengantin wanita Sunda.


Nah, sudah tahu kan bedanya pakaian pengantin dengan adat Suka Pura dan Sunda Putri? Jadi, kamu tidak perlu bingun lagi ketika melihat pakaian pengantin mengapa ada yang memakai siger dan yang hanya memakai mahkota saja. Semoga bermanfaat!