SERANG – Ketauladanan Nabi Muhammad SAW dalam mendidik para sahabat dan umatnya patut dicontoh. Oleh sebab itu, mendidik anak bangsa harus berdasarkan ajaran Agama.
Pernyataan itu disampaikan Yakhsyallah Mansur dalam kegiatan Dialog dan Bedah Buku bertajuk Ash Shufah yang ditulisnya, di Masjid kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Pakupatan Kota Serang, Rabu (5/10/2016).
Yakhsyallah Mansur menilai buku Ash Shuffah dapat dijadikan rujukan bagi seorang guru dalam mendidik anak anaknya di lembaga pendidikan. Menurutnya, Ash-Shufah adalah pusat pendidikan islam pertama yang didirikan dan diasuh oleh Nabi Muhammad.
“Buku Ash-shufah menyajikan ketauladanan nabi Muhammad dalam mendidik para sahabatnya. Beliau adalah pendidik terbaik di dunia. Sebagai seorang pendidik beliau memiliki kasih sayang yang sangat tinggi kepada anak didiknya dan sangat berambisi atas keberhasilan mereka,” ucap Yakhsyallah Mansur.
Bahkan, lanjut dia, sebelum nabi lahir pun peradaban dunia sangat memprihatinkan karena belum ada ajaran yang ideal. Sehingga saat itu seolah dunia menunggu penyelamat dari Allah sehingga Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai khalifah yang membawa zaman jahiliyah menjadi jaman yang serba ilmiah.
Ia menilai, relevansinya buku tersebut dengan zaman sekarang yakni mendidik anak bangsa harus berdasarkan ajaran Agama. Menurutnya, saat ini pendidikan di Indonesia belum begitu memaksimalkan pendidikan agama. Padahal, kata dia, pendidikan agama adalah dasar dari mata pelajaran lain baik di sekolah maupun di lembaga pendidikan non formal.
Terpisah, Wakil Rektor I Untirta Fatah Sulaiman yang turut hadir menegaskan bila buku Ash-shufah sangat mudah dipahami dan memiliki substansi yang lengkap dalam memberikan pedoman mendidik masyarakat. Menurutnya, referensi yang digunakan oleh penulis sangat dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadist. “Dalam buku itu seorang pendidik bukan hanya memberikan pendidikan kepada pelajar melainkan kepada masyarakat pula,” beber Fatah. (Ade F)