SERANG – Mendapatkan kabar ada ruang kelas di SMAN 6 Kota Serang yang ambruk, sejumlah wartawan langsung mendatangi lokasi sekolah di Kampung Kaong, Kelurahan Cipocok Jaya, Kecamatan Cipocok Jaya.
Begitu tiba di sekolah, sekira pukul 10.00, wartawan dihalang-halangi oleh guru dan staf tata usaha.
“Tak ada apa-apa Mas. Tidak ada kejadian heboh atau apa. Ini kaya ada teroris saja para wartawan pada datang ke sini semua. Padahal di sini tak ada peristiwa apa pun,” ujar seorang guru yang memberikan keterangan kepada awak media.
Para wartawan yang meliput tetap menunggu untuk meminta keterangan dari pihak sekolah. Kurang lebih dua jam menunggu, akhirnya wartawan diperbolehkan masuk setelah Polsek Cipocok Jaya datang ke lokasi untuk memeriksa atap ruang kelas yang ambruk.
Kepala SMAN 6 Edi Sutedi menyampaikan permohonan maaf pada para awak media yang bertugas meliput. “Kami mohon maaf Mas atas perlakuan petugas guru yang mencoba menghalangi tugas wartawan. Soalnya saya juga tak ada di lokasi ketika para wartawan datang meliput ke sekolah kami,” kata Edi memberikan penjelasan.
Edi mengungkapkan, kejadian saat jam istirahat. Tak ada korban jiwa karena tidak banyak siswa yang sedang ada di ruangan. “Beruntung di kelas tidak ada banyak siswa. Ada juga beberapa orang yang luka ringan seperti terjatuh dan pingsan, kurang lebih 5 orang. Ada yang syok mendengar runtuhan kelas yang ambruk, kemudian pingsan. Penyebab pingsan juga karena punya penyakit asma. Mereka bukan tertimpa reruntuhan tapi karena panik jadi pada berlarian sehingga terjatuh. Tapi keadaan mereka semua baik-baik aja,” ujarnya.
Menurut Edi, atap yang ambruk itu ruang kelas 10 IPA 1. Dibangun pada 20013 lalu. Di kelas itu ada 38 siswa. Untuk sementara siswa akan belajar di laboratorium. “Nanti dari kejadian ini, kami juga akan memperhatikan bangunan lainnya agar tak terjadi peristiwa yang sama. Kami juga akan laporkan ke Dindik Provinsi (Banten) terkait kejadian ini,” ujarnya.
Kapolsek Cipocok Jaya Kompol Syahrul mengatakan, pihaknya akan memeriksa penyebab ambruknya atap ruang kelas. “Kami juga baru dapat telepon dari wartawan dan kami langsung datang ke lokasi. Intinya nanti ke depan kami selidiki lagi penyebabnya. Namun dugaan sementara kan karena faktor cuaca yang hujan terus. Tapi kami lihat dari segi konstruksi bangunanya itu menggunakan baja ringan, sementara atapnya menggunakan genting tanah. Tapi nanti kami lakukan penyelidikan lagi,” ujarnya. (Ade F)