TANGERANG – Ramadanti Nurkarimah dan Fanny Misfa Jessy membuka peluang untuk berlaga di Kejuaraan Dunia Bridge, World Youth Champhionship 2020. Atlet asal Banten ini bakal berlaga di Salsomaggiore, Italy pada Agustus mendatang.
Peluang keduanya membela Tim Garuda terbuka tatkala berhasil menjadi yang terbaik di seleksi tahap pertama pada November 2019 lalu. Pasangan asal Kabupaten Tangerang itu menjuarai seleksi tahap pertama dengan perolehan poin 191,39.
Dengan hasil tersebut keduanya berhak melaju ke seleksi tahap akhir yang akan digelar pada Rabu, (15/1). Ramadanti dan Fanny akan bersaing dengan 3 pasangan Yessi Grasella – Vila Rosa (Sumatera Utara), Kurnia Aulia – Salwa Putri (Kalimantan Barat) dam Della Ayu – Desy Noevita Rahayu (Jawa Tengah).
“Hanya akan diambil 3 pasang saja untuk memperkuat Indoensia pada kejuaraan tersebut. Yakni peringkat 1 sampai 3,” kata Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi) Kabupaten Tangerang Eddy Juaedi kepada wartawan, kemarin (13/1).
Eddy mengaku optimis atletnya tersebut mampu menembus tim nasional Bridge Indonesia. “Ya saya yakin, minimal peringkat 3,” imbuh dia.
Ramadanti Nurkarimah dan Fanny Misfa Jessy dapat melakukan seleksi tim nasional karena Pengurus Besar (PB) Gabsi tengah membutuhkan atlet terbaik. Pengurus Provinsi (Pengrov) Gabsi Banten kemudian mendaftarkannya. “Jadi Gabsi Banten dapat surat untuk mengirim atlet untuk seleksi. Kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Kami kirim 1 pasang. Alhamdulilah hasilnya sangat baik,” kata dia.
Ini sudah kedua kalinya bagi Ramadanti dan Fanny menjalani seleksi tim nasional Bridge. Sebelumnya pada tahun 2019 di ajang serupa yang berlangsung di Beijing, Tiongkok keduanya gagal. Lantaran hanya mampu finis di peringkat 5 klasemen akhir seleksi. “Karena kan yang diambil hanya 3. Pada saat itu, mereka hanya peringkat 5,” kata dia.
Eddy menambahkan keduanya dikirim bukan tanpa alasan. Ramadanti dan Fanny merupakan atlet Bridge berperestasi yang dimiliki Kabupaten Tangerang. Saat Porprov V 2018 keduanya berhasil memboyong medali emas.
“Selain itu juga karena usia mereka yang tepat karena pada kejuaraan itu hanya dipertandingkan untuk atlet di bawah usia 26 tahun. Ramadanti usianya 22 tahun, kalau Fani 23 tahun,” kata dia. (apw/nda)