KEMAMPUAN atlet sepatu roda Banten yang menjalani Pelatda PON XX Papua 2021 terus meningkat. Hal itu terlihat dari catatan waktu Hafizh Izzuddin Widisono, Afifah Nurul Syahidah, dan Saskia Rachma Nandita saat menjalani latihan gabungan dengan atlet Jawa Barat di Lintasan Sepatu Roda Tangerang Gemilang, Botanical Park BSD City, Cisauk, Minggu (11/4).
Dari ajang yang diikuti 162 atlet dari 12 klub se-Banten dan Jawa Barat, atlet Pelatda Banten telah menunjukkan peningkatan dari sisi catatan waktu maupun semangat dalam bertanding. Dari catatan waktu, dikemukakan pelatih sepatu roda Banten Bayu Bimantoro, atlet putra Hafiz menunjukkan peningkatan waktu yang paling signifikan.
“Peningkatan Hafiz itu sampai 30 persen, sementara atlet putri masih di angka 20 persen. Peningkatan ini masih dalam trek program peningkatan kemampuan atlet. Ke depan, saya ingin peningkatannya semakin bisa terlihat pesat,” jelas Bayu.
Oleh karena itu, dalam program latihan yang dilakukan ke depannya, Bayu merancang program latihan yang lebih mengutamakan uji coba dengan atlet dari daerah lain. Ia merencanakan, uji coba dilakukan minimal satu bulan sekali. Termasuk rencana latihan bersama atlet Banten dengan atlet-atlet Sumatera Utara pada Mei nanti. Beberapa atlet Sumatera Utara tersebut merupakan saingan Hafiz saat PON nanti.
Dengan uji coba atau latihan bersama, perkembangan kemampuan atlet terus diketahui. Kemudian, pelatih mendapat bahan evaluasi untuk pembenahan kemampuan atlet. Seperti yang didapat pada latihan bersama dengan atlet Jawa Barat. Di mana, kemampuan start atlet Banten di nomor jarak jauh masih lemah.
“Mass start (start bersama-red) masih lemah, atlet masih belum bisa memilih tempat dan posisi yang menguntungkan saat start. Ini menjadi pekerjaan rumah buat saya, karena start sangat penting untuk bisa meraih catatan waktu yang optimal,” ulas Bayu yang pernah meraih medali emas sepatu roda pada PON XVI 2004.
Selain itu, kata Bayu, untuk mengoptimalkan semua program latihan yang dilakukan, pihaknya bersama Ketua Pengprov Porserosi Banten H Ramang Agus tengah mengupayakan pelaksanaan training center (TC), yang mengalami penundaan karena kendala dana. TC ini dianggap penting oleh Bayu, karena dirinya membutuhkan kontrol terhadap atlet sepatu roda Banten yang tidak dia dapat dengan program latihan semi sentralisasi.
“Saat ini, latihan atlet sih cukup bagus dan fokus, tapi saya tidak bisa menjaga asupan makanan dan istirahat atlet. Ke depan, saya butuh kontrol itu, karena latihan akan semakin berat dan itu tidak akan maksimal jika atlet tidak bisa memastikan dua hal tersebut berjalan sesuai program,” pungkas Bayu. (apw/don)