Alternatif wisata yang dibangun Desa Sukaratu melalui badan usaha milik desa (BUMDes) cukup inovatif. Lahan tidur disulap menjadi taman yang asri nan indah dan pemandangan di tengah sawah yang akan membuat wisatawan betah untuk nongkrong berlama-lama.
ADI MULYADI – Cikeusal
Selasa, (28/8) sekira pukul 15.30 WIB Radar Banten berkesempatan mengunjungi wisata Taman Sukaratu yang letaknya berada di tengah sawah, Kampung Pasirmenyan, Desa Sukaratu, Kecamatan Cikeusal. Hanya butuh waktu 15 menit untuk menempuh lokasi alternatif wisata itu dari jalan utama. Akses jalan juga dapat ditempuh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Tarif masuk wisata juga sangat terjangkau, hanya Rp3.000 per orang. Tepat di pintu masuk, saung-saung khas pedesaan sudah menyambut wisatawan sebelum melintasi jembatan tak berujung yang menjadi pesona wisata tersebut. Jembatan terbuat dari bambu, ukurannya cukup panjang dengan lebar satu meter dan berkelok-kelok. Pengunjung dibuat berputar-putar di tengah sawah. Suasananya juga sejuk. Di lokasi wisata, pengunjung cukup ramai, kebanyakan pasangan muda-mudi. Mereka asyik berswafoto dan berjalan-jalan di jembatan.
Kepala Desa Sukaratu Irman Supriyatman mengatakan, terciptanya wisata Taman Sukaratu berawal dari berdirinya saung di tengah sawah yang sering digunakan untuk para petani beristirahat setelah menggarap sawah pada 2015. Dalam kondisi itu, pihaknya melihat adanya lahan tidur itu menjadi peluang wisata. Spontan, pihaknya langsung berinisiatif merencanakan pembangunan wisata taman untuk menambah sektor pendapatan di desa pada 2016. Tahun berikutnya, taman mulai dibangun secara bergotong royong dengan masyarakat. “Tahun ini baru Taman Sukartu bisa digunakan,” terang Irman yang ditemui Radar Banten saat istirahat di saung dekat lokasi wisata.
Keistimewaan wisata, kata Irman, yakni jembatan bambu tak berujung berkelok-kelok dan menjorok ke tengah sawah. Taman Wisata bukan sekadar untuk berwisata, melainkan juga kerap dimanfaatkan untuk kegiatan musyawarah masyarakat dan kegiatan lainnya. “Wisata Taman Sukaratu ini dikelola BUMDes bekerja sama dengan pemilik lahan,” ungkapnya.
Irman menilai, berdirinya Wisata Taman Sukaratu dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Pihaknya menganggarkan Rp50 juta untuk pembangunan wisata dari anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes). “Rencananya ada pengembangan taman. Kita akan bekerja sama dengan Disporapar (Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata) Kabupaten Serang,” ucapnya.
Kata Irman, setiap harinya ada saja pengunjung yang datang ke taman. Bahkan, banyak kunjungan dari warga di luar Kecamatan Cikeusal.
Salah satu pengunjung asal Kecamatan Petir Wawan Anwar mengaku, menikmati konsep wisata di Taman Sukaratu yang dinilainya cukup menarik karena tidak menghilangkan ciri khas suasana pedesaan. “Saya baru kali ini berkunjung. Awalnya tahu dari medsos (media sosial-red),” ujarnya. (*)