SERANG – Bank bjb ikut serta memberikan dorongan optimalisasi sumbangsih bagi UMKM. Ini diwujudkan lewat berbagai strategi pemberdayaan, salah satunya Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (PESAT). Peran UMKM bagi perekonomian masyarakat ini harus terus didorong agar dapat memberikan kontribusi maksimal.
Program PESAT Bank bjb menjadi salah satu program andalan untuk memberdayakan UMKM. Program yang diluncurkan pada 2015 ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas usaha bagi pelaku usaha. Dengan harapan, bukan saja memberikan permodalan, tapu juga pendampingan agar UMKM semakin maju dan berkembang.
Sejak pertama kali diluncurkan hingga saat ini, program PESAT tak pernah berhenti menciptakan bibit-bibit UMKM unggulan. UMKM yang siap bersaing di tengah berbagai situasi, tak terkecuali dalam masa sulit merebaknya wabah COVID-19 seperti saat ini. Di sisi lain, Bank bjb juga tetap melancarkan program pemberdayaan UMKM ini meskipun harus berjibaku dalam situasi pandemi.
Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank bjb Widi Hartoto mengatakan, pemberdayaan UMKM akan selalu menjadi fokus perseroan dalam situasi apapun yang terjadi. Ruh Bank bjb sebagai bank daerah sekaligus agen penggerak menjadi metronom yang mengarahkan perseroan untuk melakukan upaya terbaik dalam memajukan usaha mikro.
“Bank bjb ikut termasuk dalam daftar 15 perbankan terbesar yang menggulirkan program restrukturisasi kredit yang diinstruksikan pemerintah lewat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan,” katanya melalui siaran pers yang diterima Radar Banten, Kamis (9/4).
Ia mengungkapkan, Bank bjb berkomitmen untuk memberikan upaya terbaik dalam mendorong pemberdayaan UMKM. Keringanan kredit di tengah bekapan pandemi corona menjadi salah satu wujud implementasi komitmen tersebut. Perseroan menyadari, para pelaku UMKM yang selama ini menjadi mitra kita dalam mengembangkan perekonomian daerah, memerlukan topangan penuh untuk melalui masa sulit seperti ini.
“Di sisi lain, kami juga terus mengoptimalisasi program pemberdayaan agar upaya akselerasi usaha pelaku UMKM tetap berjalan,” katanya.
Menurutnya, langkah akselerasi pemberdayaan lewat PESAT menjadi salah satu yang paling diandalkan. Tiga program utamanya, yakni PESAT Sehat dan Produktif (PSP) yang fokus pada konsultasi kesehatan dan pelatihan hidup bersih, PESAT Kapasitas Usaha (PKU) dengan pelatihan dan perluasan usahanya. Selain itu, PESAT wirausaha baru (PWB) yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menjadi wirausahawan terus menerus dilancarkan bersamaan dengan langkah stimulasi.
Program PESAT ini sejalan dengan program One Village One Company (OVOC) yang bertujuan untuk memandirikan desa dengan optimalisasi potensi sumber daya melalui pemanfaatannya oleh badan usaha milik desa (BUMDes), utamanya dalam mendorong UMKM. Selaras dengan itu, Bank bjb juga terlibat dalam program UMKM Juara Tahun 2020.
Langkah lainnya, Bank bjb mengetengahkan strategi literasi dan inklusi keuangan kepada para pelaku UMKM dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya oleh siasat pemberdayaan agen bjb BiSA yaknj Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Ini sebagai mitra pemasaran sekaligus perpanjangan tangan perseroan yang melakukan edukasi produk-produk keuangan perbankan demi perluasan akses.
Strategi ini terbilang berjalan ampuh. Buktinya, sepanjang 2019 lalu Bank bjb mencatatkan penyaluran pembiayaan mikro sebesar Rp5,8 triliun atau tumbuh 5,5 persen y-o-y. Upaya ini dipertegas dengan komitmen Bank bjb dalam menyediakan porsi pembiayaan bagi UMKM sebesar 20 persen di tahun 2020.
Sebagai pilihan pembiayaan, Bank bib menyediakan banyak opsi, termasuk di antaranya Kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Cinta Rakyat, dan lainnya untuk mendorong UMKM. (skn/aas)