SERANG – Pengurus Banten Jaya FC belum menampilkan seragam resmi yang akan dikenakan oleh pemainnya. Begitu juga dengan julukannya sebagai salah satu klub sepak bola Banten. Seperti Perserang dengan Laskar Singandaru atau Cilegon United yang berjuluk Laskar Geger Cilegon.
Untuk persoalan jersey, pengurus Banten Jaya FC telah melirik salah satu warna yang akan dipadu dengan motif yang memunculkan kekhasan Banten. Hitam bercampur batik. Klub yang baru terbentuk ini memilih warna hitam sebagai lambang budaya jawara yang melekat di Provinsi Banten.
“Ciri khasnya warna hitam. Nanti ciri khas kebantenannya akan dilapis dengan bordiran batik Banten. Agar muncul ciri khas bahwa ini orang Banten dan juga membawa nilai-nilai budayanya,” ujar Ketua Umum Banten Jaya FC Nuraeni, Senin (6/8).
Meski belum resmi dimunculkan ke publik, sambung Nuraeni, pembahasan kostum tersebut telah dirapatkan oleh jajaran pengurus. Sebisa mungkin kaus Banten Jaya FC akan berbeda dari seragam pemain sepak bola dari klub lain. “Kausnya tetap harus sporty, berbeda agar tidak ada yang mengklaim dari klub-klub yang lain,” katanya.
Terkait julukan, Nuraeni mengaku belum membicarakan ke arah itu. Utamanya, Banten Jaya FC akan bermain bagus di Liga 3 tingkat Banten agar dilirik oleh masyarakat. “Kita kan baru saja di-launching, jadi belum, tapi mungkin bisa berjuluk Baja,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Banten Deden Apriandhi mengatakan, pembentukan Banten Jaya FC adalah keinginan dari Pemprov Banten dan Gubernur Banten Wahidin Halim. Dengan tujuan untuk melahirkan klub besar di Provinsi Banten sehingga menjadi kebanggaan warga Banten.
“Pemprov membentuk tim ini tujuannya serius ingin memiliki klub sepak bola,” kata Deden yang mewakili Gubernur Banten Wahidin Halim dalam acara tersebut.
Ia mengatakan, dalam mengarungi Liga 3, Banten Jaya FC diperbolehkan menggunakan dana APBD. Namun, dia menyatakan, akan perlahan mengurangi bantuan dana APBD. “Kita akan lihat regulasinya, ini kan masih amatir (Liga 3), kalau tidak salah boleh,” tuturnya. (rbs/ibm/dwi)