SERANG – Pertumbuhan ekonomi di Banten bagian utara cenderung lebih tinggi dibandingkan bagian selatan. Hal itu salah satunya disebabkan oleh pembangunan infrastruktur yang timpang.
Hal itu diungkapkan Guru Besar Universitas Katolik Parahyangan Prof Wimpy Santosa saat Webinar Regional Peran Jasa Konstruksi di Provinsi Banten melalui Pengembangan HPJI Banten, kemarin. “Angka kemiskinan dua kabupaten di selatan Banten cenderung lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya,” ujar Wimpy, Senin (30/11).
Begitu juga dengan capaian indeks pembangunan manusia (IPM). Wimpy mengatakan, wilayah pantai utara lebih tinggi dibandingkan selatan. Dengan pengurangan ketimpangan antara wilayah utara dan selatan maka pertumbuhan ekonomi akan merata.
Kata dia, pengembangan jaringan infrastruktur jalan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan IPM di Banten, khususnya di bagian selatan.
Di masa pandemi Covid-19 saat ini, ia mengatakan, terdapat perubahan gaya hidup dan pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. “Teknologi 4.0 dapat digunakan dalam penyediaan prasarana jalan secara lebih cepat, lebih ekonomis, dan lebih efisiensi,” terang Wimpy.
Sementara itu, Direktur PT Wijaya Karya Serang Panimbang, Mulyana mengatakan, pembangunan Tol Serang-Panimbang yang saat ini sedang dilaksanakan dapat menjawab ketimpangan infrastruktur di wilayah utara dan selatan Banten. Jalur yang memiliki panjang 83,677 kilometer itu diharapkan dapat bermanfaat bagi rakyat. “Terutama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” terangnya.
Kata dia, investasi pembangunan infrastruktur dinilai menjadi salah satu instrumen kebijakan untuk pembangunan ekonomi atau pengembangan regional. Maka, perlu dipertimbangkan investasi tersebut sebagai strategi aktif yang di dalam pembangunannya dapat mengundang peran serta, tidak hanya pemerintah tapi juga investor swasta. “Jalan tol tidak hanya selalu untuk selalu mengimbangi pertumbuhan daerah, tapi untuk menciptakan pertumbuhan daerah,” tutur Mulyana.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, M Tranggono menerangkan, pihaknya memang mengidentifikasi beberapa permasalahan dalam pembangunan. Salah satunya masih timpangnya kualitas infrastruktur antara Banten bagian utara dan selatan. Di sisi lain, kondisi infrastruktur jalan wilayah selatan Banten kurang terawat dan tidak memenuhi standar. “Wilayah selatan Banten memiliki karakter kawasan rawan bencana, seperti longsor, gempa, banjir, dan tsunami,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, beberapa waktu lalu pihaknya pernah melakukan pembangunan di wilayah Lebak, tetapi longsor. Untuk itu, lingkungan juga harus dijaga agar dapat membangun infrastruktur yang berkualitas.
Kata dia, pembangunan di bagian utara memang intensif dibandingkan di bagian selatan yang lambat. Pembangunan infrastruktur memang berpengaruh terhadap kesejahteraan penduduk.
Tranggono berharap adanya pembangunan Tol Serang-Panimbang dapat menambah pertumbuhan ekonomi di Banten bagian selatan. Apalagi, ada rencana pembangunan Tol Lingkar Selatan. Adanya pembangunan tol berdampak terhadap harga lahan di wilayah tersebut. (nna/air)