Apa rasanya dalam satu keluarga ada empat orang yang maju pada Pileg 2019 nanti? Itulah yang terjadi pada keluarga H Rochani, yang merupakan Wakil Ketua I DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Banten. Tiga dari lima anaknya mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Selain itu, istrinya juga ikut memperebutkan kursi parlemen.
ROSTINAH – SERANG
Keluarga Rochani termasuk keluarga pengusaha di Banten. Selain mengelola Pantai Pasir Putih Sirih Tanpa Karang di Anyar, Kabupaten Serang, keluarga ini juga memiliki berbagai usaha di bidang lain seperti losmen dan rumah makan.
Namun, dengan alasan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, pada pemilu legislatif (pileg) nanti, empat anggota keluarga H Rochani bertarung memperebutkan kursi Wakil Rakyat. Istri H Rochani, Hj Munjiah akan maju sebagai calon anggota DPRD Banten dapil Kota Serang dari PKB. Sementara, ketiga anaknya juga akan maju dengan tingkatan yang berbeda. Wahyu Megahita maju sebagai calon anggota DPRD Banten dapil Kabupaten Serang dari Partai Demokrat, Wahyu Papat JR maju sebagai calon anggota DPR RI dapil Banten II dari PKB, dan Mohammad Wahyu Agusti maju sebagai calon anggota DPRD Kabupaten Serang dari PKB.
Sebagai seorang ayah, H Rochani tidak pernah mengarahkan anak-anaknya untuk terjun ke dunia politik. Namun, pengalamannya sebagai anggota DPRD Banten justru menarik untuk diikuti anaknya.
Keikutsertaan anak-anaknya bukan hanya di Pileg 2019. Pada Pileg 2014 lalu, dua anaknya berhasil menduduki kursi parlemen, satu di DPRD Kota Serang dan satu lagi di DPRD Kabupaten Serang. Dua-duanya juga menjadi ketua partai yang berbeda di daerah masing-masing. Wahyu Megahita sebagai ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Serang dan adiknya Wahyu Papat JR sebagai ketua DPC PKB Kota Serang. Selain anak-anaknya, istrinya Hj Munjiah juga pernah duduk sebagai anggota DPRD Kota Serang periode 2009-2014.
“Ini tentu suatu kebanggaan bagi saya sebagai orangtuanya,” ujar Rochani, Selasa (24/7). Tahun depan, si bungsu, Mohammad Wahyu Agusti mengikuti jejak kedua kakaknya dengan menjadi bakal calon legislatif di DPRD Kabupaten Serang.
Kata dia, keinginan untuk maju pada pertarungan Pileg nanti adalah kemauan dari masing-masing anaknya. Termasuk, penentuan akan maju di tingkat mana dan dari daerah mana. Bahkan, soal pilihan partai politik, ia juga membebaskan. Meskipun berlatar belakang PKB dan diikuti istri serta kedua anaknya, Wahyu Megahita justru memilih Partai Demokrat sebagai perahunya untuk menjadi anggota legislatif.
“Saya tidak pernah ikut campur. Semuanya diserahkan ke masing-masing termasuk biayanya,” ungkap Rochani. Namun, ia juga sering dimintai saran dan masukan dari ketiga anaknya terkait dunia politik.
Meskipun tak melarang dan juga tak mengarahkan, ia selalu mengingatkan istri dan ketiga anaknya untuk tidak melakukan pelanggaran saat duduk sebagai Wakil Rakyat. Ia selalu mengingatkan anak-anaknya agar memperjuangkan aspirasi masyarakat saat duduk di kursi Dewan nanti.
Walaupun mayoritas anggota keluarganya adalah politikus, setiap kumpul keluarga tak ada pembicaraan mengenai politik. Politik itu justru dibahas di waktu yang memang sudah ditetapkan untuk pembahasan. Hal itu dilakukan agar tidak ada perpecahan karena masing-masing mempunyai partai yang berbeda.
Ia membiarkan ketiga anaknya berkreasi dengan caranya sendiri. Dari ketiganya, yang saat ini dikhawatirkan justru posisi anak keempatnya, yakni Wahyu Papat JR yang akan maju sebagai calon anggota DPR RI dari dapil Banten II (Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon).
Awalnya, Rochani bercerita, majunya Papat sebagai anggota DPR RI atas komitmen dirinya dengan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar. Tadinya ia ingin agar Papat menjadi calon walikota atau wakil walikota pada Pilkada Kota Serang kemarin, tapi Muhaimin justru menarik Papat untuk memperebutkan kursi Wakil Rakyat di Senayan.
Wahyu Papat JR terjun ke dunia politik sejak masih kuliah. Hal itu dilakoninya untuk mengikuti jejak kedua orangtuanya terutama sang ayah. Meskipun sudah memiliki banyak usaha dengan mempekerjakan banyak karyawan, Papat ingin membantu lebih banyak orang lagi dengan menjadi legislatif.
Majunya ia bersama ibu, kakak, dan adiknya justru menjadi motivasi. “Kami saling membantu, saling mendorong, saling mendukung,” tuturnya. Bahkan, terkadang safari politik juga dilakukan bersama apabila situasi memungkinkan. Meskipun kakaknya, Wahyu Megahita berasal dari partai yang berbeda, hal itu tak dipersoalkan. “Beda partai, beda ideologi, tapi satu tujuan,” ujar Papat. Ia sendiri masuk PKB karena mengikuti jejak orangtuanya.
Walaupun empat anggota keluarga maju ke pileg, setiap kumpul keluarga, hal politik tak pernah dibahas. “Kami sebisa mungkin quality time karena jarang bertemu meski rumahnya berdekatan. Ya kalaupun di Anyar, tapi beda rumah,” ujar Papat. (*)