PULOMERAK – Beras impor asal Vietnam sebanyak 22.500 ton yang masuk melalui Pelabuhan Indah Kiat, Kecamatan Pulomerak, mulai dibongkar, Jumat (6/7). Pembongkaran beras dilakukan setelah mendapatkan izin dari Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon.
Sebelumnya, BKP Kelas II Cilegon tidak mengizinkan beras yang diangkut Kapal Vinaship Diamond itu untuk dilakukan pembongkaran. Itu lantaran petugas BKP Kelas II Cilegon menemukan serangga saat melakukan pemeriksaan sampel.
Namun, setelah dilakukan uji laboratorium, BKP Kelas II Cilegon akhirnya mengeluarkan rekomendasi untuk pembongkaran lantaran serangga yang ditemukan dinyatakan tidak berbahaya. Pembongkaran pun mulai dilakukan pada Jumat (6/7) siang.
Koordinator Jabatan Fungsional Karantina Tumbuhan BKP Kelas II Cilegon, Rahmat Kurniawan mengatakan, serangga yang ditemukan merupakan jenis tribolium castaneum (kutu beras) yang sudah mati. Tribolium castaneum merupakan hama biasa dan tidak berbahaya baik terhadap manusia maupun hewan.
“Kalau ditemukan masih hidup, itu baru berbahaya. Ini kan sudah mati semua karena dari Vietnam sudah dilakukan fumigasi. Jadi kami simpulkan beras ini aman untuk dikonsumsi,” kata pria yang akrab disapa Kurniawan kepada Radar Banten saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.
Kurniawan tidak menampik, perihal banyak ditemukannya kutu beras yang sudah mati baik di dalam karung beras maupun di luar karung. “Iya, jumlahnya banyak sekali. Tapi ini sudah bagus sesuai persyaratan karantina Indonesia. Ini termasuk hama biji-bijian juga. Pokoknya aman untuk dikonsumsi,” terangnya.
Sebelum dilakukan uji laboratorium, pihaknya memang melarang beras asal Vietnam tersebut untuk dibongkar. “Kami memiliki target pest (target operasi hama) terhadap beras impor dari Vietnam. Ada dua hama yang menjadi target pest tersebut dan dua hama ini sangat berbahaya, yaitu trogoderma granarium dan sitophilus granarius. Karena tidak ditemukan target pestnya, maka kami nyatakan clear and clean berasnya. Dua hama ini sangat berbahaya bagi tumbuhan biji-bijian dan produk pertanian lainnya. Di Indonesia belum ada hama ini, makanya karantina sangat jeli agar tidak ada celah dua hama ini masuk ke Indonesia,” tandas Kurniawan.
Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre Tangerang Junaedi menyatakan, beras impor asal Vietnam ini akan langsung ditampung di Gudang Bulog Sub Divre Tangerang yang berada di Cikande. “Penampungan sementara saja di Cikande. Paling minggu depan sudah mulai didistribusikan ke daerah sesuai yang telah ditetapkan Bulog,” ucapnya.
Mengenai hama yang ditemukan, pihaknya menjamin tidak akan mengganggu kualitas beras. “Kan sudah mati, aman pokoknya. Kecuali masih hidup, petugas karantina juga pasti tidak mengizinkan beras ini dibongkar. Kalau hamanya sudah mati, berarti kualitas beras aman dan tahan lama,” tandas Junaedi. (Andre AP/RBG)