CILEGON – BP Jamsostek yang melaksanakan program vokasi tidak hanya membantu pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dapat bekerja kembali di perusahaan, juga membantu supaya mereka dapat membuka usaha secara mandiri. Keterampilan yang mereka dapatkan pada program vokasi bisa menjadi bekal untuk berusaha.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pelayanan BP Jamsostek Khrisna Syarif pada penutupan kegiatan vokasi yang diselenggarakan Kanwil BP Jamsostek Banten di Kota Cilegon, Jumat (27/12). Hadir pada acara itu Direktur Pengawasan Norma K3 Ghazmahadi, Deputi Direktur Wilayah BP Jamsostek Banten Eko Nugriyanto, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon Bukhori, dan kepala cabang BP Jamsostek di Banten.
Memaksimalkan manfaat vokasi, Khrisna berharap pada tahun 2020 dukungan lembaga pelatihan kerja lebih masif lagi bekerja sama dengan BP Jamsostek. “Kami bersama pemerintah tentunya berharap bisa menyerap dengan benar kebutuhan masyarakat supaya bisa menjadi mandiri dan ada nilai ekonominya,” ungkapnya.
Direktur Pengawasan Norma K3 Ghazmahadi mengucapkan terima kasih kepada BP Jamsostek yang sudah berupaya memberikan bantuan kepada korban PHK. “Kita berharap mereka bisa kembali ke dunia kerja dengan harapan mereka bisa bekerja dengan baik,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Deputi Direktur Wilayah BP Jamsostek Banten Eko Nugriyanto menjelaskan, pihaknya sudah melatih 253 orang pada program vokasi tahun 2019. Sebanyak 182 orang di antaranya dididik oleh Kautsar Institute berupa pelatihan operator crane, pelatihan K3 listrik, operator forklift, dan barista.
Dari 182 orang itu, lanjut Eko, ada yang sudah kembali bekerja. Yaitu sebanyak 10 orang dari operator forklift dan crane. Kemudian 11 orang sedang dalam proses interview untuk kembali bekerja di perusahaan. Satu lagi dari barista. “Nanti akan lebih banyak yang akan bekerja kembali. Selain bekerja, juga bisa berusaha. Ya punya usaha sendiri,” kata Eko.
Eko memastikan pada tahun 2020 akan lebih banyak lagi yang ikut program vokasi. Pada tahun 2019 program vokasi yang baru berjalan pada November ada 253 yang menjadi peserta. Pada 2020 dipastikan akan bisa lebih banyak lagi karena program dimulai dari awal tahun. (aas)