JAKARTA – Banyak masyarakat yang tidak paham mengenai bahan yang digunakan untuk membuat mata uang Rupiah adalah kapas. Uniknya, bahan kapas tersebut bukan kapas yang tumbuh di Indonesia. Kapas jenis ini khusus diimpor dari luar negeri karena hanya tumbuh di negara-negara kontinental.
Hal tersebut langsung diungkapkan olehDeputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Asral Mashuri dalam acara Temu Wartawan Daerah Bank Indonesia Jakarta, Selasa (4/10).
“Bahannya di import dan lebih murah karena Bank Indonesia juga punya pabrik pembuat bahannya. Serat kapas untuk bahan ini memiliki ukran yang panjang, saling mengikat dan kuat sehingga tidak gampang sobek. Tapi bukan berarti tidak bisa disobek,” katanya.
Sementara itu, ia membahas mengenai perencanaan mengenai bahan yang akan digunakan untuk pembuatan pecahan uang baru yang akan dikeluarkan di tahun 2017 nanti.
Di dunia, bahan untuk mata uang ada beberapa macam seperti polimer, hybrid yang merupakan campuran dari, dan drubell seperti dilaminating sehingga lebih tahan lama dan tidak mudah sobek. “Dari dulu hingga sekarang bahan untuk mata uang Rupiah di Indonesia tidak ada perubahan. Hanya saja untuk pecahan uang baru nanti bedanya tahan air atau sintetis, ” jelasnya. (Risa)