SERANG – Kebijakan bekerja dari rumah dan social distancing untuk menekan penyebaran virus corona atau Covid-19, sepertinya tidak berlaku di perusahaan padat karya yang mempekerjakan ribuan buruh. Di perusahaan, buruh masih terlihat berkerumun dan kerap kontak fisik.
Pantauan Radar Banten di sejumlah perusahaan di Banten menunjukkan hal itu. Misalnya di PT Nikomas Gemilang, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang. Aktivitas pabrik masih berjalan seperti biasa. Ribuan buruh saat masuk dan keluar jam kerja masih berdesak-desakan. Beberapa di antara mereka ada yang mengenakan masker ada juga yang tidak.
Meski pemerintah sudah mengimbau untuk tidak berkerumun dan menghindari keramaian, suasana di pabrik tidak bisa menghindari kerumunan orang. Mereka masih bergerombol masuk dan ke luar kawasan perusahaan.
Tidak ada standar khusus yang diberlakukan ketika karyawan memasuki pabrik seperti kantor, instansi, dan perusahaan swasta lain. Misalnya, pengecekan suhu tubuh menggunakan thermo gun, menyemprot cairan disinfektan, atau penyediaan hand sanitizer di pintu masuk. Jika ada satu orang terpapar Covid-19 bisa dipastikan para buruh masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP).
Sejumlah pedagang juga masih berjualan di sekitar area PT Nikomas. Ribuan buruh banyak yang berdesak-desakan membeli jajanan di depan pabrik sepatu itu. Beberapa karyawan terlihat mengantre membeli minuman jamu tradisional dari seorang pedagang kaki lima. Mereka mempercayai dengan mengonsumsi jamu terhindar dari wabah Covid-19.
Seorang karyawan bernama Yuli mengatakan, sejak mewabahnya Covid-19, aktivitas di dalam pabrik berjalan seperti biasa. Tidak ada pengaturan jadwal kerja dan safety kesehatan. “Kita cuma dikasih tahu buat menjaga kesehatan, terus juga harus pakai masker,” katanya.
Ia mengatakan, perusahaan tidak menyediakan masker dan hand sanitizer untuk karyawan. Juga tidak ada pengecekan suhu tubuh dan pemeriksaan kesehatan. “Cuma itu saja, ada imbauan-imbauan dari perusahaan, jam kerja juga masih normal seperti biasa,” ujarnya.
Hal serupa dikatakan Linda. Ia mengaku waswas dengan Covid-19 yang sudah masuk Banten. Apalagi, perusahaannya mempekerjakan lebih dari 50 ribu orang. “Kalau khawatir ya pasti ada, tapi ya mau bagaimana lagi, kita harus kerja. Padahal kita rentan terpapar virus corona dengan kondisi begini,” ucapnya.
Dihubungi terpisah, Humas PT Nikomas Gemilang Alex Rahman mengatakan, sudah melakukan pencegahan. Di antaranya melakukan edukasi dan sosialisasi kepada seluruh karyawan. “Seperti menghindari kerumunan, kontak sosial dibatasi, kemudian juga dianjurkan untuk memakai masker,” katanya.
Kata Alex, pihaknya juga membatasi tamu yang datang dari luar negeri untuk masuk ke kawasan pabrik. Selain itu, juga melakukan pengecekan suhu tubuh kepada pegawai yang masuk ke kawasan pabrik. “Suhu tubuh kita lebih ketat, kalau di pemerintahan itu batasannya 38, kita 37,3 itu sudah tidak boleh masuk,” ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya mengakui belum ada kebijakan pengaturan jam kerja untuk karyawan. Karena, belum ada surat edaran dari pemerintah terkait itu. “Kalau pemerintahan kan ada waktu istirahat 14 hari, kalau untuk industri belum ada, kita ikut aturan dari pemerintah saja,” terangnya.
Ia mengakui tidak melakukan pengecekan kesehatan untuk mengidentifikasi Covid-19. Karena hal itu kewenangan dari pemerintah. “Kalau untuk Covid-19 itu kan tes kesehatannya bukan kewenangan kita, tapi pemerintah, kalau MCU (medical check up-red) itu kita ada, setiap karyawan yang masuk kerja dan juga setahun sekali itu ada,” ujarnya.
Di Kota Cilegon pun demikian. Kendati masa pandemi Covid-19, aktivitas industri di Kota Cilegon masih berjalan normal. Pantauan Radar Banten, Jumat (27/3), sejumlah industri yang berada di Kecamatan Ciwandan dan Kawasan Industri Krakatau Steel masih berjalan seperti biasa. Dari luar pabrik, masih terlihat aktivitas sejumlah karyawan di area pabrik.
Sejak wabah corona menyebar, sejumlah perusahaan tidak menghentikan aktivitas pabrik, namun memperketat pencegahan dengan melakukan sejumlah langkah antisipasi seperti menggunakan masker, menyiapkan fasilitas cuci tangan, dan hand sanitizer.
WARGA LEBAK DIPANTAU KETAT
Kecemasan Pemkab Lebak terhadap warganya yang bekerja ke Tangerang dan Jakarta terjangkit Covid-19 cukup tinggi. Setiap hari ada 15.000 masyarakat menggunakan kereta rel listrik (KRL) commuter line untuk bekerja di Jakarta dan Tangerang.
Untuk itu, Pemkab meminta camat dan kepala desa memantau warga. “Kita sudah lakukan pemantauan pergerakan massa ke Jakarta menggunakan KRL Commuter Line. Tiap hari ada 15 ribu lebih warga kita yang kerja di Jakarta dan Tangerang yang jadi daerah pandemi Covid-19,” kata Dede Jaelani, Ketua Satuan Tugas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Kabupaten Lebak, kemarin.
Pemkab tidak bisa melarang masyarakat untuk kerja ke Jakarta atau Tangerang. Mereka mencari nafkah untuk keluarganya. Tapi ada informasi, Jakarta akan melakukan lokal lockdown, itu artinya pekerja dari Lebak tidak akan bisa masuk ke Jakarta. Untuk itu, Pemkab Lebak hanya menunggu kebijakan dari DKI Jakarta dan Tangerang.
“Kalau ditetapkan lokal lockdown oleh Jakarta dan Tangerang, masyarakat yang kerja di Jakarta kita harapkan mengisolasi diri di rumah. Mereka akan dipantau tim gugus tugas dari kecamatan, desa, dan puskesmas,” ungkapnya.
Ia meminta kepada manajemen PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan protokol angkutan publik yang ditetapkan pemerintah. Misalnya, intensif menyemprotkan disinfektan di KRL, menyediakan hand sanitizer, mengecek suhu tubuh calon penumpang, menyediakan tempat cuci tangan di stasiun, dan disiplin memberlakukan social distancing di stasiun maupun di dalam KRL. “Upaya tersebut diyakini dapat mencegah penyebaran covid-19 ke daerah,” tegasnya.
Tak hanya Pemkab Lebak, Pemkab Pandeglang pun melakukan hal yang sama. Langkah yang diambil saat ini di antaranya melakukan pemantauan ke semua wilayah dan memberikan pelayanan pengecekan kesehatan. “Kita libatkan semua instansi pemerintahan dan bekerja sesuai dengan tugas masing-masing,” kata Sekda Pandeglang Pery Hasanudin.
Pery mengaku telah berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai keberadaan warga Pandeglang di Jakarta. Apabila ada hal yang berkaitan dengan virus corona segera ditindaklanjuti. “Mengenai jumlah warga kita di Jakarta saya belum hapal. Tetapi yang pasti kita akan bertindak untuk mengatasi persoalan corona. Kita juga mengimbau warga kita agar tidak pergi ke luar Pandeglang,” katanya.
SEJUMLAH MAL TUTUP
Pada bagian lain, sejumlah pusat perbelanjaan di Banten mulai tutup. Salah satunya Summarecon Mall Serpong (SMS) yang menutup operasionalnya sejak 25 Maret 2020.
Dari informasi melalui media sosial menjelaskan, sejak 25 Maret 2020 ditutup hingga 7 April 2020. Meskipun tutup, tetapi ada beberapa tenant yang tetap buka seperti supermarket dan farmasi. Untuk tenant tersebut juga mulai beroperasi dari pukul 10.00-18.00 WIB.
Pusat perbelanjaan yang berencana tutup yakni Tangcity Mall mulai 29 Maret 2020. Penutupan operasional sementara ini sebagai langkah preventif mencegah Covid-19 yang dimulai 29 Maret hingga 29 Mei 2020. Hal ini menyusul penghentian sementara aktivitas di Lantai 2 per 27 Maret 2020 yang mencakup wahana rekreasi Funworld, bioskop Cinema XXI, tenant kuliner di Rame Rame Food Carnival, serta pelayanan publik oleh Gerai SIM, Samsat, dan Gerai Imigrasi.
“Kami ingin memastikan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) Tangcity Mall dalam keadaan sehat dan mendukung pemerintah mengatasi Covid-19. Dengan mematuhi imbauan pemerintah soal social distancing ini, mudah-mudahan rantai penyebaran virus terputus lebih cepat,” ujar Direktur Tangcity Mall Norman Eka Saputra pada Jumat (27/3) dalam keterangan tertulisnya.
Meskipun tutup, ia menambahkan, Program Corporate Social Responsibility (CSR) tanggap bencana tak luput dari perhatian manajemen Tangcity Mall untuk membantu garda terdepan dalam melawan Covid-19. Sebagai bagian dari holding company Tangcity Superblock, Tangcity Mall bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Tangerang menyediakan kebutuhan APD (alat pelindung diri) untuk tenaga medis di RSUD Kota dan Kabupaten Tangerang yang berjumlah 200 unit.
Pusat perbelanjaan lain yang akan tutup yakni Cilegon Center Mall. Pusat perbelanjaan terbesar di Cilegon ini mulai tutup pada 29 Maret hingga 11 April 2020.
Public Relation Executive Cilegon Center Mall Laosma Jennifer Parapat mengatakan, Cilegon Center Mall memiliki komitmen turut mendukung arahan serta program pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang melakukan banyak hal mengatasi penyebaran virus corona.
Sementara beberapa tenant di Mall of Serang juga tutup. Antara lain Imperial Kitchen, A&W, Solaria, Es Teler 77, dan lainnya. Selain itu, pusat perbelanjaan ini mengubah jam operasional mulai dari pukul 11.00 – 20.00 WIB. (jek-tur-bam-dib-skn-mg04/air/ags)