SERANG – Pandemi wabah virus Corona hampir dua bulan melanda Indonesia, banyak mitos dan informasi yang viral di media sosial (medsos) seputar cara mencegah dan menangkal virus Corona. Dari yang ilmiah, receh hingga hoax.
Salah satu yang viral baru-baru ini adalah soal asap rokok yang disebut-sebut bisa menangkal corona. Informasi tentang asap rokok mampu membunuh virus corona sempat ramai beredar di laman Facebook.
“Virus Corona tidak menyerang orang yang merokok, karena komposisi tembakau dan cengkeh itu bisa menolak penyerangannya. Asap rokok ampuh untuk membunuhnya,” tulis seorang pengguna akun Facebook beberapa waktu lalu.
Kontan saja, klaim asap rokok bisa menangkal virus corona menjadi viral di media sosial. Sebab klaim itu membuat para orangtua khawatir keluarganya menjadi perokok.
Menanggapi klaim asap rokok bisa menangkal virus corona, Humas RSDP Serang dr Khaerul Anam memberikan bantahannya. Menurutnya, berdasarkan analisa Dokter Spesialis Paru, klaim asap rokok bisa menangkal corona tidak benar alias hoax. Justru perokok lebih mudah menjadi sakit bukan hanya virus corona namun juga penyakit lainnya seperti kanker paru.
“Ngawur itu, tidak ada penelitian ilmiah yang menyebutkan asap rokok bisa menangkal virus corona,” kata Anam kepada Radar Banten, Jumat (17/4).
Ia menambahkan, seorang perokok justru memiliki kerusakan pada saluran napasnya tanpa terinfeksi virus Corona. Makanya itu, di rumah sakit dilarang ada yang merokok.
“Tapi karena efek rokok jangka panjang, tidak secepat virus Corona, makanya banyak yang abai,” tegasnya.
Anam berharap, masyarakat tidak mudah percaya ajakan seseorang untuk melakukan pencegahan corona di media sosial.
“Lebih baik ikuti arahan dari pemerintah, sehingga masyarakat tidak keliru mencegah virus corona,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Ristekdikti Prof. Dr. Amin Soebandrio mengatakan, asap rokok meningkatkan reseptor ACE 2, yang oleh para peneliti ditemukan menjadi reseptor bagi virus corona penyebab Covid-19. Ia mengibaratkan, reseptor tersebut seperti sebuah pelabuhan yang jika menjadi lebih banyak tempat berlabuhnya, maka kapal yang akan datang akan semakin banyak pula.
“Karena ACE 2 ekspresinya meningkat, otomatis dalam data menyebutkan sel paru perokok itu menjadi lebih rentan terhadap infeksi saluran napas. Jadi memfasilitasi masuknya virus corona maupun virus lainnya,” paparnya.
Ia mengharapkan, para perokok semakin banyak yang berhenti merokok di tengah pandemi virus Corona.
“Kita berharap dengan fenomena ini, orang yang masih merokok harus lebih waspada bahkan lebih baik berhenti. Karena dari sisi kesehatan mencegah lebih baik daripada mengobati,” ungkapnya. (den/air)